Demo Kenaikan BBM, Mahasiswa Unimal Abaikan Rektor Mereka

Demo menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan mahasiswa Unimal, berakhir ricuh. Sebelumnya mereka juga menolak memberikan kesempatan kepada Rektor Prof. Herman Fitra untuk bicara. Foto: ANTARA/Rahmad.
Demo menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan mahasiswa Unimal, berakhir ricuh. Sebelumnya mereka juga menolak memberikan kesempatan kepada Rektor Prof. Herman Fitra untuk bicara. Foto: ANTARA/Rahmad.

Komparatif.ID, Lhokseumawe—Dua ribuan mahasiswa dari Universitas Malikussaleh, menggelar unjuk rasa ke Gedung DPRK Kota Lhokseumawe, Senin (12/9/2022) dalam rangka mendesak pemerintah menurunkan harga BBM yang sudah dinaikkan beberapa waktu lalu.

Di depan Gedung DPRK Lhokseumawe, yang ikut dikawal oleh kapolres AKBP Henki Ismanto, mahasiswa berorasi menyampaikan aspirasi, mendesak pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM.

Mahasiswa awalnya berorasi di pintu utama DPRK. Di sana sejumlah orang seperti Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail, Wakil Ketua DPRK Lhokseumawe T.Sofianus, serta beberapa anggota DPRK lainnya. Rektor Universitas Malikussaleh juga hadir di sana.

Mahasiswa meminta diberikan kesempatan masuk ke ruang sidang Gedung DPRK, agar dialog dengan wakil rakyat dapat dilakukan. Namun melihat jumlah mahasiswa yang mencapai ribuan, tuntutan itu tidak dipenuhi.

Rektor Unimal Prof. Dr. Herman Fithra, S.T., M.T., I.P.M., Asean.Eng. yang hadir dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang, mencoba memberikan penjelasan kepada mahasiswa. Tapi sang guru besar diabaikan oleh mahasiswanya. Para calon intelektual itu berjanji lagu pergerakan kala Prof. Herman mencoba bicara melalui pengeras suara.

Karena melihat situasi bahwa mahasiswa Unimal tidak memberikannya kesempatan bicara, Prof. Herman Fithra pun meninggalkan tempat itu.

Kepada media, Koordinator Aksi Demo Aris Munandar menyebutkan wewenang Rektor Unimal bukan di Gedung DPRK. Sebagai Rektor, Herman memiliki wewenang di Kampus Unimal.

“Ketika Pak Rektor ingin berdialog dengan seluruh mahasiswa Universitas Malikussaleh, maka ketemulah di rumah kita yaitu di rumah Universitas Malikussaleh, bukan di sini,” sebut Aris Munandar.

Sepeninggal Rektor Unimal, mahasiswa masih tetap pada pendapatnya, bahwa mereka ingin masuk ke dalam Gedung. Saat diberikan kesempatan masuk 50 orang perwakilan, massa menolak. Akhirnya, mahasiswa mencoba menerobos pagar betis yang dibangun oleh Polres Kota Lhokseumawe.

Demo tersebut sempat jeda saat salat Zuhur. Namun dilanjutkan lagi setelahnya.

Mahasiswa membakar ban bekas yang membuat api berkobar dengan asap pekat hitam. Kerusuhan pun tak dapat dielakkan. Polisi menembakkan water canon untuk membubarkan massa. Pun demikian, Sebagian mahasiswa justru mencoba menyerang truk water cacon.

Pengabaian Terhadap Rektor Disayangkan Publik
Aksi mahasiswa yang tidak memberikan kesempatan Rektor Unimal untuk berbicara disesali oleh sejumlah orang. Tindakan mahasiswa dinilai telah mempermalukan citra kampus yang menjalankan mandat mencetak generasi muda berdaya saing dan berakhlak mulia.

“Sepanas apa pun kondisi, penghormatan terhadap guru tidak boleh diabaikan. Hari ini mahasiswa Unimal telah menunjukkan akhlak minus, mempermalukan guru besarnya sendiri di depan orang banyak,” sebut Jamaluddin (45) penduduk Lhokseumawe.

Ia menghargai bahwa aksi mahasiswa merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Tapi apa yang dilakukan terhadap Prof. Herman Fithra merupakan tindakan yang tidak patut, dan harus ditegur.

Artikel SebelumnyaPj Bupati Aceh Utara Dukung Pembangunan Masjid di Makam Sultan Malikussaleh
Artikel SelanjutnyaTAPA Tetap Usul Anggaran untuk Instansi Vertikal di KUA/PPAS
Redaksi
Komparatif.ID adalah situs berita yang menyajikan konten berkualitas sebagai inspirasi bagi kaum milenial Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here