Komparatif.ID, Tasikmalaya—Hanya demi memperoleh uang membeli susu anak, seorang ibu di Tasikmalaya nekat menenggak 20 kaplet pil hexy, dan minum minuman keras. Tindakan gila itu ditempuh supaya diberikan uang Rp20 ribu oleh seseorang.
DN masih berusia 24 tahun. Ia seorang ibu muda, miskin, dan tak memiliki apa pun. Ia hanya memiliki cinta untuk anaknya yang membutuhkan susu. Pada Selasa (22/7/2025) sore, ia memutuskan menerima tantangan dari seseorang, demi “hadiah” Rp20 ribu. Supaya ia dapat membeli susu anak yang sangat ia cintai.
Baca: Plt Sekda Aceh Ingatkan Ibu-ibu Waspadai Pinjol Ilegal
Ia tidak memiliki pilihan. Bayinya butuh susu. DN tidak memiliki uang. Tak ada lagi tempat baginya untuk mengadu. Meski kompleks Perumahan Cikunir Kencana Raya, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, banyak manusia. Tapi ia “sendirian”.
Hari itu ia membuat keputusan besar. Sembari menggendong anaknya, DN menenggak 20 kaplet pil hexymer, plus minuman keras. Tak jelas apakah si penantang memberikan Rp20 ribu atau tidak. Tapi yang pasti, sore itu, DN membuat heboh warga.
Sembari menggendong bayinya, DN beranjak ke tengah jalan. Dengan kondisi tubuh lemas, dia terduduk di tengah jalan. Perempuan itu menangis sejadi-jadinya. Ia histeris. Ia seperti menyesali tindakan sebelumnya.
Sang ibu menyesali mengapa tidak tersedia pilihan lain? Mengapa hanya demi membeli susu anak Rp20 ribu, ia harus menenggak 20 kaplet hexymer dan minuman keras.
Warga mengevakuasi DN. Petugas datang memberikan pertolongan medis. Dari sana ia buka mulut, bila demi membeli susu anak, ia mau tak mau harus bersedia melakukan tindakan gila. Ia butuh uang, dan si penantang bersedia memberikan Rp20 ribu.
Setelah cerita itu mengalir, petugas langsung memberikan penanganan medis dan psikologis. Hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa DN mengalami depresi berat akibat tekanan hidup yang berkepanjangan.
Ia merasa putus asa karena tidak memiliki penghasilan tetap dan harus membesarkan anak-anaknya seorang diri. DN juga tidak memiliki BPJS Kesehatan, yang membuat akses terhadap layanan kesehatan menjadi semakin sulit. Menurut keterangan aparat, DN adalah warga Kabupaten Tasikmalaya dan bukan penduduk Kota Tasikmalaya. Oleh karena itu, proses penanganan lanjutan dilimpahkan kepada keluarga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya untuk penanganan lebih lanjut.
Disadur dari Vivanews.com, musicmath












