Demi Darah, Iswanto Tinggalkan Masa Rehat

Donor darah Iswanto
Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto,S.STP.,M.M, Minggu (2/7/2023) malam, mendonorkan darah ke UTD PMI Kota Banda Aceh. ia berangkat ke sana seusai Salat Isya. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Darah merupakan kebutuhan vital manusia. Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto,S.STP.,M.M, menyadari betul tentang arti penting darah bagi manusia yang membutuhkan.

Oleh karena itu, ketika menerima pesan singkat bahwa seorang pasien membutuhkan darah yang sangat mendesak, ia pun meluncur ke Unit Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Kota Banda Aceh, Minggu (2/7/2023) malam.

Birokrat yang juga Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh tersebut mengabaikan masa rehat di akhir pekan. Meskipun rasa penat badan belumlah hilang, tapi ia tetap mengutamakan kebutuhan kemanusiaan.

Baca: Kebutuhan Darah di Banda Aceh sangat Tinggi

Muhammad Iswanto sangat memahami tingkat kebutuhan darah di Banda Aceh sangat tinggi. Maklum, di ibukota Provinsi Aceh merupakan kota yang memiliki rumah sakit rujukan tingkat provinsi. Pasien dari 23 kabupaten/kota di Aceh setiap hari dirujuk ke Banda Aceh.

Muhammad Iswanto datang ke PMI Banda Aceh setelah Isya, tidak lama setelah ia menerima pesan yang masuk ke aplikasi WA. Ia dihubungi oleh seorang petugas di PMI tentang kebutuhan darah sangat mendesak.

“Tiba-tiba dihubungi melalui WA oleh petugas PMI Banda Aceh, bahwa ada kebutuhan darah mendesak. Saya langsung meluncur,” kata Muhammad Iswanto yang dihubungi Komparatif.ID pada Senin (3/7/2023) siang.

Di Aceh, Iswanto merupakan salah seorang birokrat yang mendonorkan darah secara rutin. Dua bulan sekali ia pasti akan bertandang ke UTD PMI Banda Aceh untuk mendonorkan darahnya.

Akan tetapi kali ini dia datang lebih cepat, karena ada kebutuhan darah yang mendesak. Secara aturan pendonoran darah, ia juga sudah dapat kembali mentranfusikan darahnya.

“Kebutuhan darah di Banda Aceh sangat tinggi. Oleh karena itu ketika informasi kebutuhan darah masuk ke WA dan saya sudah waktunya mendonorkan darah kembali, maka saya segera bergegas ke sana,” ujarnya.

Seorang petugas PMI Kota Banda Aceh menyebutkan bila Iswanto merupakan pejabat di Aceh yang sangat peduli pada isu penyediaan haema. Setiap dua bulan sekali ia datang ke UTD PMI untuk mendonorkan suspensi sel dan fragmen sitoplasma. Bila tak sempat, maka ia akan mendonorkan ketsueki pada kegiatan donor darah yang digelar di lingkungan kerjanya.

“Kali ini jadwal donor darah Pak Iswanto telah jatuh tempo. Karena hari Minggu, ia tidak datang. Tapi karena tiba-tiba ada kebutuhan darah yang sangat mendesak, Pak Wanto segera meluncur ke PMI setelah Salat Isya,” sebut petugas itu.

Petugas Call Center UTD PMI Banda Aceh, Marjani, menyebutkan setiap hari kebutuhan transfusi blood untuk rumah sakit di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar mencapai 200 hingga 250 kantong. Namun, jumlah pendonor harian hanya 100 orang.

100 kantong itupun harus dijemput ke lapangan melalui kegiatan donor keliling. Bila PMI mampu melakukan kegiatan donor keliling sebanyak 3 sampai 4 kali dalam sehari, barulah 200 kantong per hari dapat dicapai,” kata Marjoni.

Artikel SebelumnyaHarga Pangan di Aceh Hari Ini
Artikel SelanjutnyaTeungku Muntazar, Penjaga Literasi Quran di Tepi Krueng Peusangan
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here