Komparatif.ID, Bangkok—Dekan Syariah UIN Ar-Raniry Dr. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, beserta akademisi dan aktivis dari beberapa negara Asia, ikut serta dalam acara Asia Regional Seminar, yang digelar oleh Asian Resource Foundation (ARF) di Training Centre International Institute of Peace and Development Studies) Nong Chok, Bangkok, Thailand.
Acara tersebut berlangsung dari 2 sampai 4 Juni 2023. Di antara para peserta berasal dari Indonesia, Thailand, Srilangka, India, Pakistan, Malaysia, dan Bangladesh.
Kepada Komparatif.ID, Senin (5/6/2023) Dekan Syariah Kamaruzzaman Bustamam Ahmad atau yang akrab disapa KBA menjelaskan, pada seminar tersebut mereka membahas seputar perkembangan terakhir isu pemerintahan, perdamaian, dan pembangunan di beberapa negara.
Baca: Benarkah Kombatan Tidak Boleh Berpolitik?
Presiden ARF Dr. Abdus Sabur dalam sambutannya mengatakan bahwa pertemuan tersebut sangat penting untuk memahami bagaimana dinamika terakhir yang terjadi beberapa negara paska Covid 19. Acara yang didesain sepert FGD ini menempatkan isu perdamaian dan pembangunan berkelanjutan, sebagai topik utama. Sabur kemudian mempersilahkan setiap wakil dari negara-negara yang hadir untuk menyajikan apa saja dinamika di negaranya paska-Covid 19.
Dari Indonesia, Dwi Ruby Kholifah membahas tentang gerakan CSO di dalam mengisi pendidikan perdamaian dan anti terhadap kekerasan. Pengalaman AMAN Indonesia menyelenggarakan Konggres Ulama Perempuan Indonesia dan aksi dalam penanggulangan ekstremisme. Demikain pula, aksi nyata AMAN Indonesia di beberapa negara ASEAN juga menjadi diskusi di antara peserta, misalnya advokasi AMAN Indonesia di kawasan Thailand Selatan.
Sementara itu, kanjut Dekan Syariah UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Amporn Maddenth dari Thammasat University menimpali bahwa yang terjadi di Thailand Selatan perlu mendapatkan perhatian masyarakat internasional. Karena kekerasan terhadap warga sipil selama konflik di Pattani dan sekitarnya, terus berlanjut hingga hari ini. Bahkan, Amporn mengungkapkan bahwa kelompok yang paling rentan menjadi korban selama konflik di Thailand Selatan adalah warga sipil, khususnya wanita, sebagai akibat dari operasi militer Pemerintah Thailand.
Dari Myanmar, U Aye Than menuturkan tentang perkembangan terakhir tentang perilaku Junta Militer Myanmar terhadap kalangan sipil dan musibah Badai Mocha yang terjadi baru-baru ini di negara tersebut. Than menuturkan bantuan internasional dan intervensi pihak negara sahabat sangat diperlukan untuk menyelesaikan dampak dari kekerasan yang terus terjadi Myanmar, khususnya bagi umat Islam.
Kasus pelanggaran terhadap hak-hak sipil minoritas di Pakistan juga tidak kalah pentingnya. Ayesha Siddiqa yang merupakan pengungsi yang sedang belajar Mahidol University memberikan presentasi tentang keadaan terkini apa yang dialami oleh kelompok minoritas di Pakistan. Konflik di negera ini cukup dirasakan bagi kelompok tertentu, terutama di kawasan-kawasan yang berdekatan dengan India, seperti Kashmir.
Acara ini juga dirangkai dengan pertemuan untuk membahas AMAN Assembly ke-6 yang direncanakan akan diselenggarakan di UIN Ar-Raniry pada bulan Oktober 2023.
Pertemuan di Bangkok merupakan ajang untuk curah pendapat dari wakil-wakil negara anggota AMAN (Asian Muslim Action Network). Pertemuan puncak ini berencana untuk mengagendakan dua hal yaitu pemilihan pimpinan dan delegasi AMAN serta konferensi internasional.
Dekan Syariah UIN Ar-Raniry juga mengatakan, peserta menyepakati bahwa pertemuan puncak ini akan dilakukan di Aceh, karena begitu banyak kemajuan terhadap perjalanan damai di Aceh yang mungkin akan menjadi lesson learned bagi negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
“Aceh dipilih karena mempunyai banyak pengalaman dalam isu pembangunan perdamaian, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi negara-negara lain,” sebut DEkan Syariah UIN Ar-Raniry Dr. KBA.
AMAN adalah organisasi lintas negara yang diinisasi oleh beberapa aktivis dan akademisi pada tahun 1990. Selama 33 tahun, jaringan organisasi ini telah dipimpin oleh dua cendekiawan Muslim dunia, yaitu Dr. Asghar Ali Engineer dan Prof. Azyumardi Azra. Dalam pertemuan di Banda Aceh, direncanakan akan terjadi pemilihan pimpinan baru AMAN.
“Selain itu, pertemuan AMAN Assembly juga direncanakan untuk menghadirkan berbagai aktifis dan akademisi dari beberapa negara untuk membicarakan tentang Perdamaian, isu keagamaan, perempuan, dan filantropi. Acara Seminar Regional Asia ditutup dengan kesepakatan masing-masing delegasi akan mempersiapkan tema-tema penting yang akan didiskusikan dalam AMAN Assembly, Oktober mendatang,” sebut Dekan Syariah, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad.