Komparatif.ID, Ankara—Data terbaru gempa Turki dan Suriah yang terjadi pada Senin (6/2/2023) menyebutkan bahwa 3.830 warga di dua negara tersebut meninggal dunia. Demikian angka yang diterima hingga Selasa (7/2/2023) pagi.
Gempa Turki dan Suriah dengan kekuatan 7,8 SR, membuat bangunan-bangunan tinggi di dua negara tersebut porak-poranda. Petugas penyelamat harus berjuang sangat keras mengevakuasi jenazah dan warga yang selamat di bawah puing beton dan besi baja.
Pusat gempa Turki berkekuatan 7,8 SR itu berada 23 kilometer (14,2 mil) timur Nurdagi, di Provinsi Gaziantep Turki, pada kedalaman 24,1 kilometer (14,9 mil.
Baca juga: MS Jantho Tutup SPBU Indrapuri untuk Sementara
Serangkaian gempa susulan terjadi sepanjang hari. Gempa susulan terbesar, berkekuatan 7,5 SR, melanda Turki sekitar sembilan jam setelah gempa awal. Gempa susulan itu terjadi sekitar 95 kilometer (59 mil) ke arah utara dari titik awal.
Getaran gempa yang terjadi pada pukul 04.00 pagi waktu setempat, sampai ke Libanon dan Israel.
Data Badan Manajemen Bencana dan Darurat Turki, menyebutkan hingga hari kedua, setidaknya 2.379 orang tewas dan beberapa ribu lainnya terluka, dan setidaknya 5.606 bangunan runtuh.
Di negara tetangga Suriah, setidaknya 1.136 orang tewas. Menurut kantor berita negara Suriah; SANA, 711 orang tewas di seluruh wilayah yang dikuasai pemerintah, sebagian besar di wilayah Aleppo, Hama, Latakia, dan Tartus.
Kelompok “Helm Putih”, yang secara resmi dikenal sebagai Pertahanan Sipil Suriah, melaporkan 740 kematian di daerah yang dikuasai oposisi. Sebagian besar Suriah barat laut, yang berbatasan dengan Turki, dikendalikan oleh pasukan anti-pemerintah di tengah perang saudara berdarah yang dimulai pada 2011.
Sejumlah negara telah mengirim pekerja penyelamat untuk membantu wilayah yang dilanda bencana, di mana upaya besar-besaran untuk menemukan dan membebaskan warga sipil yang terperangkap sedang berlangsung. Cuaca dingin dan basah bergerak melalui wilayah tersebut, semakin menghambat upaya evakuasi itu.
Gempa hari Senin diyakini sebagai yang terkuat yang melanda Turki sejak 1939. Kala itu 30.000 orang dinyatakan tewas.
Disadur dari CNN, KANA, Anadolu