Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca ekstrem yang tengah melanda wilayah Aceh dan sekitarnya.
Kepala Stasiun BMKG SIM Banda Aceh, Nasrol Adil, mengatakan wilayah Aceh saat ini sedang berada dalam musim kemarau, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada Juni hingga Agustus 2025. Gayo Lues, Aceh Tengah, dan sekitarnya diprediksi mengalami puncak kemarau pada Juni dan Juli, sementara wilayah Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, dan sekitarnya akan mengalaminya pada Agustus.
Menurut Nasrol, kondisi kemarau ini berdampak langsung terhadap cuaca harian, termasuk meningkatnya suhu maksimum yang cukup tinggi hingga mencapai tingkat ekstrem. Suhu di beberapa wilayah Aceh tercatat antara 35 hingga 36 derajat Celcius.
Ia menjelaskan minimnya pertumbuhan awan konvektif pada pagi dan siang hari menyebabkan berkurangnya perlindungan dari sinar matahari, sehingga suhu di permukaan bumi menjadi lebih panas dari biasanya.
BMKG mencatat angin umumnya bertiup dari arah barat daya hingga barat dengan kecepatan antara 5 hingga 30 kilometer per jam. Kelembaban udara tercatat bervariasi antara 40 hingga 90 persen.
Kondisi ini diperburuk oleh pengaruh Osilasi Madden Julian (MJO) yang saat ini berada di fase netral serta tidak aktifnya gelombang Kelvin, yang menyebabkan kurangnya suplai uap air di wilayah Indonesia, termasuk Aceh.
Baca juga: Tips Praktis Mengatasi Cuaca Panas
BMKG memprakirakan kondisi panas ini akan berlangsung hingga akhir dasarian ketiga Juli atau sekitar tanggal 25 Juli 2025. Nasrol menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan yang bisa meningkat akibat suhu tinggi yang merata di hampir seluruh wilayah Aceh.
” Keadaan cuaca tersebut diprakirakan akan berlangsung sampai dengan Dasarian III Bulan Jul. Perlu diwaspadai adanya kondisi panas yang terjadi cukup merata di wilayah Provinsi Aceh menyebabkan meningkatnya sumber titik panas yang berpotensi menjadi kebakaran lahan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (2/6/2025).
Wilayah yang perlu diwaspadai di antaranya Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Tengah, Aceh Utara, Bireuen, dan Nagan Raya.
Selain itu, potensi cuaca ekstrem seperti angin kencang juga diperkirakan terjadi dalam tiga periode, yaitu 1–10 Juli, 11–20 Juli, dan 21–25 Juli, dengan wilayah terdampak meliputi Aceh Barat, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Banda Aceh.
Adanya belokan angin, konvergensi, dan suhu muka laut yang hangat di perairan utara dan timur Aceh meningkatkan potensi penguapan yang dapat memicu hujan tiba-tiba dalam dua hingga tiga hari ke depan, terutama pada sore dan malam hari.
Nasrul mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, serta menghindari pembakaran sampah dan membuang puntung rokok sembarangan. Ia juga mengingatkan agar masyarakat melindungi diri dari paparan langsung sinar matahari dengan menggunakan jaket, kacamata anti-UV, dan menjaga asupan cairan tubuh untuk menghindari dehidrasi.