Komparatif.ID, Beijing— Kisah hubungan asmara sepasang kekasih di China berakhir di ruang sidang pengadilan setelah rencana pernikahan mereka kandas. Seorang pria bermarga He menggugat tunangannya, Wang, dengan tuntutan pengembalian biaya kencan dan hadiah yang telah ia keluarkan selama menjalin hubungan.
Gugatan tersebut diajukan setelah He menilai Wang tidak memberikan kontribusi yang sepadan, khususnya saat membantu menjalankan bisnis keluarga miliknya.
Melansir South China Morning Post (SCMP) He dan Wang diketahui berasal dari daerah yang sama, yakni Provinsi Heilongjiang.
Keduanya dipertemukan melalui perantara jodoh atau mak comblang, hingga akhirnya menjalin hubungan dan bertunangan. Namun, seiring waktu, hubungan mereka mengalami keretakan dan berujung pada pembatalan pernikahan.
Dalam perjalanan hubungan tersebut, He dan Wang sempat pindah ke Hebei untuk mengelola restoran malatang milik keluarga He.
Selama sekitar enam bulan, Wang ikut terlibat membantu operasional usaha tersebut. Meski demikian, He menilai peran Wang dalam bisnis itu tidak sebanding dengan pengeluaran yang ia tanggung, terutama karena Wang disebut sering makan sehingga stok makanan restoran cepat habis.
Perselisihan tersebut akhirnya dibawa ke jalur hukum. He menuntut pengembalian mahar sebesar 20.000 yuan yang telah diberikan kepada keluarga Wang, serta sekitar 30.000 yuan yang dihabiskan selama masa pacaran, termasuk untuk biaya makanan dan pakaian. Total nilai tuntutan tersebut mencapai puluhan ribu yuan.
Baca juga: Penyebab Kematian Mendadak Saat Berhubungan dengan Pasangan Tidak Halal
Wang menanggapi gugatan tersebut dengan rasa kecewa. Ia menilai sikap He terlalu perhitungan dalam sebuah hubungan asmara. Ia mengatakan dirinya adalah pasangan He, bukan sekadar pihak yang harus dihitung untung ruginya.
Dalam persidangan yang digelar pada 9 Desember, He menunjukkan daftar barang dan pengeluaran sebagai bukti atas tuntutannya. Namun, pengadilan menolak sebagian besar gugatan tersebut dengan pertimbangan bahwa barang-barang yang telah dibeli dan digunakan bersama tidak dapat dikembalikan begitu saja.
Pengadilan hanya mengabulkan sebagian tuntutan terkait mahar, dengan memutuskan bahwa Wang wajib mengembalikan setengah dari mahar yang telah diterima.
Putusan tersebut akhirnya diterima oleh kedua belah pihak setelah melalui proses diskusi. Wang menyatakan kesediaannya untuk membayar setengah dari jumlah mahar tersebut sesuai keputusan pengadilan.












