Bupati Bireuen Datang, Ketua Gapensi Cari Kambing Hitam

Makan Malam di Puncak Teulaga Maneh

KETUA GAPENSI BIREUEN
Bupati Bireuen H. Mukhlis (bertopi putih) ikut hadir pada acara masak kari kambing di objek wisata Puncak Teulaga maneh, Rabu malam (2/7/2025). Foto: Muhajir Juli/Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Bireuen—Acara masak kari kambing di Puncak Teulaga Maneh berlangsung meriah. Ketua Gapensi Bireuen Munzir Balia yang ditunjuk sebagai kepala koki, tiba-tiba sibuk mencari kambing hitam, kala Bupati Bireuen menghampiri belanga kari.

Acara masak kari kambing yang diinisiasi oleh komunitas Grand Kopi Society di objek wisata alam Puncak Teulaga Maneh, Bireuen, Rabu (2/7/2025) berlangsung meriah. Satu ekor kambing dan enam ekor ayam kampung, menjadi menu utama makan malam bersama di objek wisata di bekas pusat komando pertahanan Jepang di Bireuen.

Tuan rumah acara, Muslim alias Tu Lem, mantan kombatan GAM Wilayah Batee Iliek, sejak siang telah menyiapkan belanga besi dan kayu bakar. Ketua Bawaslu Bireuen Rahmad, dan harlan kota Wan Cabe bertugas membeli daging dan bumbu. Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Bireuen Teuku Munzir Balia ( Tu Jir) ditunjuk sebagai kepala koki.

Baca: Martabak Lasmi, Canai India Enak dan Cepat Kenyang

Pendanaan kegiatan di bawah tanggung jawab Kajari Bireuen H. Munawal Hadi.

Proses memasak kari kambing dimulai jelang Magrib. Hal tersebut karena keterlambatan datangnya logistik ke Puncak Teulaga Maneh. Menurut Rahmad, tukang giling bumbu lupa menyiapkan pesanan mereka. Kala mereka datang mengambil bumbu, tukang giling terkejut dan buru-buru menyiapkan bumbu kari.

Sebagai kepala koki, Ketua Gapensi Bireuen segera memberikan komando. Ia memerintahkan dua orang mencuci daging. Wahyu yang merupakan pengusaha muda jasa pengangkutan barang antar provinsi, ditugaskan menyalakan api dapur. Pria mirip Bangladesh tersebut segera melaksanakan tugas.

Ketua Gapensi Bireuen terlihat sangat profesional. Sembari bekerja menyiapkan rempah yang akan digoreng, ia mengontrol proses pengadukan dengan sangat cermat. Mirip koki profesional di Master Chef Indonesia.

Kajari Bireuen H. Munawal yang tiba setengah jam sebelum Magrib, menyambut Sanusi M. Hasan, Keuchik Gampong Bireuen Meunasah Tgk Digadong, Kecamatan Kota Juang. Mereka berbincang seputar koperasi merah putih.

Beberapa menit jelang kumandang azan Magrib, daging berlumur bumbu, telah dijerang di dalam belanga. Ketika kumandang azan usai, pelaksanaan salat Magrib diatur sedemikian rupa.

Ketua Gapensi agak kurang semangat karena tandemnya memasak kari terlambat datang. Fauzan, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Almuslim, Fauzan,S.E, yang sekarang merupakan pebisnis benih udang yang cukup ternama di Aceh, datang terlambat. Itulah tandem Tu Jir belajar memasak kari. Mereka seperti asam dan garam. Saling melengkapi dalam makanan.

ketua gapensi bireuen
Ketua Gapensi Bireuen Teuku Munzir Balia (kiri) sedang mengaduk kari di dalam belanga. Fauzan menambah kayu bakar. Mereka tandem yang sempurna dalam kelas koki amatir kari kambing. Foto: HO for Komparatif.ID.

Usai salat Magrib, satu persatu orang datang. Teuku Nagoursyah, Ogut, Komandan Kompi Bantuan (Kompi Ban) Yonif 113/Jaya Sakti, dan sejumlah orang datang menggunakan sepeda motor. Anggota DPRA Saifuddin Muhammad (Ayah Fud) datang membawa sejumlah panitia Pra Pora cabang sepak bola. Sekwan DPRK Bireuen Said Abdurrahman bergabung dalam rombongan. Mereka sedang berbahagia karena tim sepak bola Bireuen lolos ke PORA yang akan digelar di Calang, Aceh Jaya.

Panglima KPA Daerah II Wilayah Batee Iliek, Cut Abang datang bersama kompatriotnya Amri. Mantan Keuchik Suwak, Peusangan Selatan Azwani alias Mayor Ali datang belakangan. Ayi yang menjadi donatur utama juga ikut bergabung setelah Magrib.

Suasana masak kari kambing bertambah meriah. Ragam joke diajukan untuk memancing tawa. Wahyu tak jauh dari belanga. Ia terlihat sangat serius mengaduk kari. Ketua Gapensi Bireuen juga tak jauh dari belanga. Sebagai koki kepala dia bertanggung jawab penuh. Ia harus mengontrol semuanya berjalan dengan baik. H. Munawal juga ikut mengaduk kari.

Satu jam sebelum kari masak, Bupati Bireuen H. Mukhlis tiba ke Puncak Teulaga Maneh. Sang Bupati langsung menghampiri belanga. Tahu bila ilmu sang Bupati dalam dunia kuliner sudah pada tahap expert, Munzir langsung menjelaskan siapa yang mengaduk bumbu, siapa yang memberikan saran A dan B.

Munzir sedang berupaya “cuci tangan”, seolah-olah dia hanya pengembira dalam acara masak bersama itu. Beberapa anggota Grand Kopi Society membaca upaya Tu Jir. Sejumlah upayanya memberikan klarifikasi—meski tidak diminta—menunjukkan gelagat itu. ia tidak mau pamornya sebagai koki kepala, jatuh di mata H. Mukhlis. Hehehehe.

Tara! H. Mukhlis menemukan berbagai kekurangan. Ayam goreng kekurangan garam yang sangat fatal, kari kambing kurang ini itu, dan semua kekurangan itu menyatu dalam tawa bersama, memecah keheningan malam di Puncak Teulaga Maneh yang eksotis.

Setengah jam sebelum kari kambing tanak, Bupati pamit. Ia harus memimpin rapat KONI Bireuen. Seusai Bupati meninggalkan Puncak Teulaga Maneh, humor baru muncul. Bahwa Bupati tidak yakin Tu Jir mampu menyajikan kari kambing dengan rasa aduhai. Karena Ketua Gapensi tersebut tidak memiliki rekam jejak yang jelas dalam dunia kuliner. Hehehe.

Sekitar pukul 22.00 WIB, kari kambing dihindangkan ke meja. Makan malam bersama dimulai. Semua orang lahap menikmati hidangan santap malam. Mulut mereka berdesis-desis. Hmmm, kari kambing tersebut terasa cukup pedas. Puluhan gelas es teh manis dingin –di Aceh disebut teh dingin—disajikan untuk meredam rasa pedas yang menyerang lidah.

Satu jam usai santap malam, satu persatu pamit turun ke Kota Bireuen. Ketua Gapensi pulang paling akhir, setelah memastikan semuanya telah selesai.

Pukul 06.00 WIB, Kamis (3/7/2025), seorang pedagang martabak telor di Matangglumpangdua, mengudap kari kambing itu dengan selera full. Ia mengatakan rasa kari kambing tersebut sangat mantap. Pedasnya pun sesuai dengan seleranya. Ia memberikan jempol untuk karya Ketua Gapensi Bireuen.

Artikel SebelumnyaPerkuat Pembinaan Taekwondo, UIN Ar-Raniry Gadeng TI Aceh Besar
Artikel SelanjutnyaKunjungi BKN, Mualem Perjuangkan Nasib Honorer di Aceh
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here