
Komparatif.ID, Lhoksukon— Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama PT Pema Global Energi (PGE) memulai kick off meeting akuisisi seismik tiga dimensi di area Cunda-Jeuku, Aceh Utara, seluas 120 kilometer persegi pada Selasa hingga Rabu (22-23/4/2025).
Pertemuan teknis tersebut melibatkan Deputi Operasi BPMA, Muhammad Mulyawan, Manajer Subsurface PGE, Wiendra Akhmad Faridsyah, serta tim lintas bidang dari kedua institusi. Hadir pula perwakilan dari kontraktor pelaksana yaitu Gelombang Survey Indonesia (GSI) dan Surveyor Indonesia (SI) yang akan mengeksekusi akuisisi data di lapangan.
Proyek ini menjadi bagian dari komitmen eksplorasi tahun ketiga dan ditujukan untuk memperkuat pemahaman terhadap potensi migas bawah tanah di Wilayah Kerja B. Setelah pengujian parameter akuisisi seismik pada 22 dan 23 April, proses pengumpulan data akan segera dimulai.
Baca juga: BPMA Lifting Perdana Kondensat WK B 93 Ribu Barel
Menurut Muhammad Mulyawan, kegiatan seismik ini sangat penting untuk memastikan kelangsungan operasi hulu migas di Aceh. Ia mengatakan penambahan cadangan migas menjadi tujuan utama, sekaligus untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Mulyawan menegaskan setiap proses akan dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap regulasi, serta menjaga hubungan baik antara perusahaan dan masyarakat.
“PGE dan kontraktor pelaksana kegiatan harus berkomitmen untuk menjalankan proyek ini dengan penuh kehati-hatian dengan mentaati peraturan setiap aspek yang terlibat,” ujarnya.
Mulyawan 3D Cunda-Jeuku mengatakan seismik 3D Cunda-Jeuku akan menggunkan teknologi Vibroseis, menggantikan bahan peledak sebagai sumber getar menjadikan survei ini lebih ramah lingkungan. Survei dijadwalkan rampung pada Oktober 2025.
Teknologi ini menghasilkan getaran terkontrol dan minim dampak terhadap sekitar. Tim teknis memastikan seluruh kegiatan dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan kerja, keamanan wilayah, dan kenyamanan warga.