Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pema Global Energi (PGE) mengekspor 87.994,71 barel kondensat dari Wilayah Kerja (WK) B Arun menuju Thailand. Pengapalan dilakukan pada akhir September 2025 melalui Terminal Blang Lancang, Lhokseumawe, menggunakan kapal MT Dubai Diamond.
Pengawas lifting BPMA, Muhammad Akmal, menyebutkan ekspor ini menjadi bagian dari kegiatan rutin pengelolaan produksi migas Aceh. Ia mengatakan proses pengangkutan berjalan lancar sesuai prosedur dan standar keselamatan yang ditetapkan.
Selain ekspor utama tersebut, BPMA juga melakukan proforma lifting (PPL) sebesar 18.000 barel untuk periode yang sama. Langkah ini, menurut Akmal, merupakan bagian dari strategi menjaga stabilitas pasokan dan pengelolaan stok kondensat WK B agar capaian lifting nasional tetap terpenuhi sesuai rencana.
Kepala Divisi Operasi Produksi BPMA, Ibnu Hafizh, menjelaskan hingga akhir September 2025, total lifting kondensat dari WK B telah mencapai 306.696,05 barel atau setara dengan 1.123 BOPD (barrels of oil per day).
Angka tersebut melampaui target work program and budget (WP&B) tahun 2025 yang ditetapkan sebesar 865 BOPD, dengan tingkat pencapaian mencapai 130 persen.
Baca juga: Pemerintah Audit Kepatuhan PPh 3 Perusahaan Migas di Aceh
“Capaian ini menunjukkan performa pengelolaan migas di WK B yang sangat positif. Realisasi lifting kondensat berada jauh di atas target, menandakan adanya peningkatan efektivitas operasi dan optimalisasi produksi yang berhasil dijaga oleh tim di lapangan bersama KKKS,” ujar Ibnu Hafizh di Banda Aceh, Jumat (10/10/2025).
Ia menilai keberhasilan tersebut tidak lepas dari sinergi erat antara BPMA dan PGE dalam menjaga ritme operasi serta efisiensi proses produksi. Menurutnya, kerja sama yang solid antara regulator dan operator menjadi kunci menjaga stabilitas produksi migas Aceh di tengah tantangan industri energi global yang dinamis.
Deputi Operasi BPMA, Muhammad Mulyawan, menambahkan keberhasilan ekspor ini sekaligus menjadi bukti kemampuan Aceh dalam mempertahankan peran strategisnya di sektor energi nasional. Ia menyebut WK B sebagai salah satu kontributor penting terhadap pasokan kondensat nasional dan sumber devisa daerah.
“Keberhasilan lifting ini menjadi dorongan bagi BPMA untuk terus memastikan seluruh kegiatan produksi dan lifting di wilayah kerja migas Aceh berjalan sesuai rencana. Kami berharap tren positif ini bisa dipertahankan hingga akhir tahun agar Aceh dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi capaian nasional,” kata Mulyawan.