
Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh mengungkapkan sekitar 80 ribu warga Aceh terpapar narkoba atau 1,73 persen dari total jumlah penduduk. Meski demikian tingkat tingkat prevalensi pengguna narkoba di Aceh mengalami penurunan dari bandingkan tahun lalu sebesar 1,9 persen.
Kepala BNNP Aceh, Brigjen Marzuki Ali Basyah, menjelaskan dari total jumlah tersebut, 80 persen pengguna narkoba di Aceh memulai dari penggunaan ganja. Ia menjelaskan ganja menjadi pintu masuk yang umum bagi para pengguna sebelum beralih ke jenis narkotika lainnya yang lebih berbahaya, seperti sabu.
“Pemakai narkoba atau yang terpapar narkoba di Aceh itu kurang lebih 1,73 persen. Tadinya 1,9 persen, turun 1,3 persen. Yang terpapar narkoba di Aceh ini sekitar 80 ribu orang,” ujar Marzuki mengutip ANTARA, Selasa, (29/7/2025).
Menurutnya, masih banyak warga yang secara keliru merasa bangga karena Aceh kerap disebut sebagai salah satu daerah penghasil ganja terbesar di dunia. Ia menegaskan stigma tersebut seharusnya menjadi perhatian serius, bukan kebanggaan. Sebab, banyak anak muda yang mengenal narkoba bermula dari ganja sebelum beralih ke zat-zat yang lebih berbahaya dan adiktif.
Baca juga: Ladang Ganja 25 Hektare di Nagan Raya Dimusnahkan Tim Gabungan
“80 ribu itu mencoba narkotikanya, 80 persen-nya dari ganja. Bayangkan itu,” ujarnya.
Marzuki menambahkan, ketergantungan pada narkoba menimbulkan berbagai dampak buruk di tengah masyarakat, termasuk tindakan kriminal yang ekstrem. Ia menyebutkan adanya kasus pengguna narkoba yang sampai melakukan tindakan kekerasan terhadap anggota keluarganya sendiri karena pengaruh zat adiktif tersebut.
“Zaman dulu, pengguna narkoba itu anak-anak orang berduit. Sekarang, tak ada duit pun pakai narkoba. Jadi tingkat sombongnya sudah terjadi. Nggak makan asal beli narkoba,” kata mantan Irwasda Polda Aceh itu.
Marzuki mengimbau seluruh masyarakat, khususnya para orang tua dan generasi muda, untuk mewaspadai ancaman narkoba. Ia menekankan narkoba tidak hanya merusak fisik dan mental penggunanya, tetapi juga merusak masa depan dan keharmonisan keluarga.
“Jangan terpengaruh narkoba. Sekali pakai, ketagihan,” pungkasnya.