Komparatif.ID, Banda Aceh—Ridwan (38) dan Maimun (38) tidak menyangka bila malam itu, merupakan saat terakhir mereka di dunia. Ketika sedang pulang dari kebunnya di pegunungan Indrapuri, Aceh Besar, keduanya ditembak dari jarak dekat oleh seseorang di kegelapan.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis malam (12/5/2022) sekitar pukul 21.35 WIB, keduanya sedang dalam perjalanan pulang dari Aneuk Glee, Kecamatan Indrapuri dengan mengenderai sepeda motor Honda Supra X.
Di semak-semak, seseorang sudah menunggu dengan menggunakan senjata api dengan kaliber peluru 5.56 mm. Begitu keduanya tiba di lokasi, empat peluru dilepaskan dari sarangnya. Dua pria itu tersungkur ke tanah.
Dengan kondisi perut dan Kawasan alat vital tertembus peluru, Maimun menghubungi temannya, Mustafa, mengabari bila mereka ditembak oleh seseorang. Ridwan sendiri ditembus peluru di perut dan paha.
Dengan tergesa-gesa Mustafa berangkat lokasi penembakan. Dia menemukan dua temannya telah bersimbah darah dengan darah mengucur deras. Mustafa menghubungi Polsek Indrapuri, mengabari peristiwa tersebut.
Polisi datang bersama tim medis. Kedua korban yang saat itu masih hidup, didampingi keluarga masing-masing dilarikan ke rumah sakit. Setelah ditangani oleh pihak medis, pada pukul 00.30 WIB, Ridwan meninggal dunia. Tidak berselang lama, pada pukul 00.50 WIB, Maimun pun pamit dari hingar bingar dunia fana ini. Tangisan keluarga pecah.
keluarga bertanya, mengapa keduanya ditembak, apa salah mereka? Bila ada kesalahan yang dilakukan, tidak adakah jalan keluar selain harus membunuh keduanya? Sudah sedemikian buntukah jalan keluar yang dapat ditempuh?
Sempat terjadi simpang siur terkait latar belakang informasi penembakan itu. Ada yang mengaitkannya dengan operasi cipta kondisi, ada pula yang mengatakan bila itu kriminal murni. Desa-desus itu menurut sumber Komparatif.id, sangat wajar, karena dalam waktu persamaan diskusi tentang siapa yang layak menjadi Pj Gubernur Aceh sedang sangat panas dibicarakan di tataran publik.
Polisi bergerak cepat. Setelah melakukan pendalaman, penegak hukum berhasil memetakan enam orang yang terduga menjadi bagian dari peristiwa itu.
Lima orang di antaranya diamankan oleh polisi, mereka adalah TM yang bertugas sebagai perencana dan penyuplai logistik, DW sebagai pemberi informasi dan penyuplai logistik, NZ, ZD, MY, sebagai pendamping eksekutor dan pemantau korban di lokasi.
Sedangkan eksekutor berhasil melarikan diri, dan sampai sekarang masih dalam pencarian.
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy, Senin (30/5/2022) dalam konferensi persnya, menyebutkan kelima terduga yang telah ditangkap, diringkus di tempat berbeda.
Untuk saat ini, motifnya berupa dendam. Tapi Winardy tidak menjelaskan dendam yang dilatari oleh peristiwa apa. Pun demikian Winardy mengatakan bila polisi sedang melakukan pendalaman, kemungkinan akan muncul motif lain.
“Eksekutor utama masih buron. Bila dia berhasil ditangkap, tentu polisi akan mendalami lagi mengapa pembunuhan itu dilakukan,” terang Winardy.
Perwira polisi itu juga menegaskan, penembakan itu kriminal murni, tidak ada kaitan dengan kelompok dan situasi tertentu.
“Jangan bangun spekulasi macam-macam, intinya kasus ini akan kami usut tuntas. Tidak ada kaitan dengan kelompok tertentu, ini kriminal murni,” katanya.