Berkunjung ke Museum Aceh, Mengenang Karya Indatu

Murid MIS Mon Malem, Aceh Besar, Selasa (1/11/2022) sedang melihat peta di Museum Aceh yang menunjukkan Aceh sebagai salah satu episentrum dunia kala itu. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.
Murid MIS Mon Malem, Aceh Besar, Selasa (1/11/2022) sedang melihat peta di Museum Aceh yang menunjukkan Aceh sebagai salah satu episentrum dunia kala itu. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.

Komparatif.ID, Banda Aceh– Museum Aceh merupakan “rumah pengetahuan” tentang keacehan. Akan tetapi bila tidak ada yang merawat ingatan tentang Aceh, maka museum tersebut akan akan kesepian di tengah modernisasi kehidupan manusia.

Cara guru Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Mon Malem, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, dalam merekatkan murid-murid kepada khazanah keacehan, patut ditiru. Pada Selasa (1/11/2022) 30 murid MIS tersebut dibawa jalan-jalan ke museum Aceh.

Mehra,S.Sn yang merupakan Guru Pendidikan Seni Budaya & Prakarya MIS Mon Malem, membawa 30 murid kelas IV ke Museum Aceh, dengan misi memperkenalkan kepada peserta didik tentang Aceh.

Murid MIS Mon Malem, Selasa (1/11/2022) sedang mencatat data koleksi Museum Aceh. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.
Murid MIS Mon Malem, Selasa (1/11/2022) sedang mencatat data koleksi Museum Aceh. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.

Baca juga: Maulid Nabi di Aceh, 3 Bulan Kenduri untuk Rasul Tercinta

Di dalam Museum Aceh, murid-murid MIS Mon Malem dapat melihat koleksi yang terdiri dari benda-benda geologika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika & Heraldika, filologika, kemanologika, seni rupa, dan teknologika.

Aceh yang merupakan salah satu peradaban besar di dunia, menarik perhatian murid-murid. Mereka antusias melihat peta besar dunia yang memiliki petunjuk tentang Aceh masa lalu.

Mereka juga takjub ketika membaca keterangan tentang pahlawan Aceh. selain itu, “laskar Pelangi” dari Mon Malem juga membaca dengan saksama nama-nama Gubernur Jenderal Belanda yang ditempatkan di Aceh di masa lalu.

Mehra menyebutkan, kunjungan ke Museum Aceh sebagai bagian dari program rutin wisata budaya sejarah yang ditetapkan oleh MIS Mon Malem.

“Setiap bulan guru MIS Mon Malem membawa murid ke Museum Aceh. Di museum mereka akan melihat dan tentunya belajar banyak hal tentang Aceh,” kata Mehra, yang ikut mendampingi murid bersama guru-guru lainnya.

Koleksi perhiasan perempuan Aceh masa lalu yang disimpan di Museum Aceh menarik perhatian murid. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.
Koleksi perhiasan perempuan Aceh masa lalu yang disimpan di Museum Aceh menarik perhatian murid. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.

Di Museum Aceh, murid-murid itu bukan sekadar berkunjung. Pihak sekolah menugaskan belia-belia itu mencatat benda apa saja yang mereka lihat baik yang ada di lantai 1 hingga 3.

“Nanti di sekolah mereka akan ditanyai oleh guru tentang catatan tersebut.”

Ketua Kelas IV Muhammad Rayyan yang ikut hadir ke Museum Aceh mengatakan dirinya sangat Bahagia. Dia mencatat banyak informasi yang ditemuinya di sana. Ia menaruh perhatian besar pada informasi tentang pahlawan Aceh.

Tentang Museum Aceh

Dikutip dari situs museumaceh.com, museum tersebut didirikan pada tanggal 31 Juli 1915 dengan nama Atjeh Museum yang dipimpin oleh F.W.Stammeshous dan diresmikan oleh Gubernur Sipil dan Militer Jenderal Belanda H.N.A. Swart. Pada awal berdirinya bangunan museum itu hanya berupa Rumoh Aceh.

Setelah Indonesia merdeka, operasional museum  secara bergantian dikelola oleh Pemerintah Daerah Tk.II Banda Aceh (1945-1969), Badan Pembina Rumpun Iskandar Muda (Baperis) (1970-1975), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976-2002) dan saat ini pengelolaan Museum Aceh menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Aceh. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 10 Tahun 2002 tanggal 2 Februari 2002, status Museum Aceh menjadi UPTD Museum Provinsi Aceh di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.

Sampai tahun 2019, Museum Aceh memiliki 5.328 koleksi benda budaya dari berbagai jenis dan 12.445 buku dari berbagai judul yang berisi aneka macam ilmu pengetahuan.

Artikel SebelumnyaPj Gubernur Aceh Kirim Bantuan ke Aceh Tamiang dan Agara
Artikel SelanjutnyaColek Perkutut Safar, Pria Tanpa KTP Kena Tampar
Syah Reza Ayub
Jurnalis Foto Komparatif.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here