Aqul, Petani Cilik di Bireuen yang Jago Pidato

Aqul, Petani Cilik di Bireuen yang Jago Pidato Muhammad Fayhaqu Ridhallah (Aqul). Foto: Ho for Komparatif.ID.
Muhammad Fayhaqu Ridhallah (Aqul). Foto: Ho for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Bireuen— Muhammad Fayhaqu Ridhallah (Aqul), merupakan perwujudan dari kata pepatah Melayu; buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 49 Bireuen atau lebih dikenal dengan sebutan MIN Cot Trieng, bukan saja jago berpidato, tapi juga sudah mengenal dunia pertanian sejak usia dini.

Muhammad Fayhaqu Ridhallah, bolehlah disebut sebagai petani cilik. Sejak kecil bocah kelahiran 29 Juni 2014, sudah tertarik kepada dunia pertanian. Dia sering minta ikut ke sawah dan ladang, tatkala ayahnya hendak bercocok tanam.

Aqul, demikian bocah bertubuh tambun tersebut dipanggil namanya di rumah. Dia bocah periang, senang bermain, dan juga rajin mengaji.

Ayahnya Aqul; Iskandar, merupakan guru agama di SD Negeri 2 Jeumpa. Sedangkan ibunya; Irmayanti, bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Umum Jeumpa Hospital.

Ayahnya merupakan praktisi pertanian yang namanya sudah sangat dikenal di Aceh. di tangannya, telah banyak komoditi berhasil dikembangkan. Mulai padi, tomat, sawi, bayam, kol, cabai,jagung manis, hingga yang terbaru melon.

Iskandar merupakan praktisi pertanian yang bersertifikat dari Dirjen Hortikultura, Balai Pertanian Jambi, dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Badan PPSDMP) Provinsi Aceh.

Saat berbincang dengan Komparatif.ID di salah satu warkop di depan Pendopo Bireuen pada Sabtu malam (24/6/2024), Iskandar mengatakan dirinya tidak memaksa putranya belajar dunia pertanian.

Akan tetapi, minat tersebut justru datang dari sang putra sulung. Sejak sudah dapat berbicara, ia seringkali minta ikut ke ladang, menemani sang ayah merawat tanaman hortikultura.

“Pertama kali saya bawa ia ke ladang pada usianya lima tahun,” kata Iskandar.

Aqul bersama ayahnya Iskandar saat bertani. Foto: Ho for Komparatif.ID.

Di ladang, Aqul tidak lalai menangkap belalang. Dia justru tidak mau jauh-jauh dari sang ayah. Memperhatikan apa yang sedang dikerjakan oleh Aby Iskandar.

Pekerjaan pertama yang diberikan kepada Aqul yaitu memotong tali rafia sesuai kebutuhan untuk keperluan mengikat batang tanaman. Karena sudah sering melihat sang ayah bekerja, alumnus Rumah Quran Baitul Adhani (RQBA), dan sekarang nyantri di Dayah Darulmuslimim Lhok Awe-Awe, Kota Juang, Bireuen, tidak mengalami kendala. Ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Baca jugaIni Dia Guru Agama di Bireuen yang Bersertifikat Ahli Pertanian

Saat ini, Aqul sudah mengenal jenis-jenis pupuk, tahu cara menyemai bibit tanaman, sudah dapat mengenali hama tanaman, dan tentunya dia sudah semakin mencintai dunia pertanian.

“Setiap kali saya izinkan ikut ke ladang, dia sangat senang,” terang Aby Kandar.

Sebagai bocah,Aqul tentu masih memiliki banyak keinginan. Karena sudah terlatih, dia selalu mengajukan permintaan dibelikan sesuatu, setelah turut membantu ayahnya di kebun sayuran.

“Kebiasaan itu saya latih. Supaya dia kelak memiliki tekad bekerja keras, supaya dapat memenuhi kebutuhannya,” sebut Teungku Iskandar, alumnus Dayah Darussaadah.

Di dayah dan sekolah, Aqul juga berprestasi. Bocah tersebut dikenal sangat jago berpidato. Bukan hanya jago, ia juga mampu menghidupkan suasana saat berpidato di atas panggung. Di sekolah, dia juga selalu masuk 10 besar murid berprestasi.

Bila melihat cara Aqul dididik oleh ayahnya, maka benarlah bahwa dunia pertanian merupakan salah satu lumbung ekonomi yang sangat menjanjikan. Hanya saja butuh ilmu, kesabaran, integritas, dan pasar. Bila hasil produksi sudah bagus, pasar bukan kendala.

“Petani selain harus memiliki ilmu, juga memahami pasar. Petani tidak boleh sendiri, harus berjejaring supaya tidak kehilangan info pasar,” sebutnya.

Terkait Aqul, apakah Aby Kandar menyiapkannya menjadi petani? Masa depan miliknya Aqul. Tugas Teungku Is, membekali putranya dengan ilmu pengetahuan duniawi dan ukhrawi. Dia menyiapkan pondasi, selebihnya biarlah lorong waktu yang bekerja.

Artikel SebelumnyaFoSSEI Aceh Berjaya di Temu Ilmiah Regional Sumbagut 2024
Artikel Selanjutnya5 Sopir Bus di Aceh Positif Konsumsi Narkoba
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here