
Komparatif.ID, Banda Aceh— Azam Falah Al-Asyi, alumni SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, berhasil melanjutkan pendidikan ke Saint Petersburg Mining University, salah satu universitas teknik tertua di Rusia.
Keberhasilan Azam mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem). Saat bertemu alumni SMAN 10 Fajar Harapan itu di Banda Aceh, Mualem menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pendidikan anak-anak Aceh ke berbagai kampus unggulan dunia.
“Pada prinsipnya, kita dukung anak-anak Aceh kuliah di kampus unggul di luar negeri. Ini bertujuan agar SDM kita di Aceh menjadi lebih terarah dan lebih profesional,” ujar Mualem.
Ia menekankan Aceh membutuhkan generasi terdidik di bidang-bidang strategis seperti pertambangan, kedokteran, dan sektor lainnya yang relevan dengan pembangunan daerah. Karena itu, ia melihat pentingnya mendorong para pelajar Aceh untuk menimba ilmu di luar negeri, sekaligus memastikan jurusan yang mereka ambil sesuai dengan kebutuhan daerah.
Ia juga menyebut beberapa negara telah membuka peluang pendidikan bagi pelajar Aceh, di antaranya Maroko, Kanada, Hongkong, dan Rusia. Menurutnya, peluang ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin, karena selain bisa memperluas wawasan dan pengalaman internasional, lulusan luar negeri juga diharapkan bisa berkontribusi ketika kembali ke tanah kelahiran.
“Setelah menuntut ilmu dan mendapat pengalaman kerja di luar negeri, jangan lupa pulang dan mengabdi untuk Aceh,” pesannya.
Baca juga: 42 Persen Penduduk Aceh Usia 19-24 Tahun Lanjutkan Pendidikan Tinggi
Azam sendiri menjelaskan bahwa keberhasilannya lolos ke Saint Petersburg Mining University bukanlah hal yang mudah. Ia harus mengikuti proses seleksi yang panjang dan ketat.
Saint Petersburg Mining University dikenal sendiri sebagai salah satu kampus bergengsi yang berdiri sejak masa pemerintahan Ratu Catherine II, dan memiliki fokus pada bidang teknik pertambangan.
Pencapaian Azam diterima di kampus ini diraih setelah melalui proses seleksi nasional yang ketat. Dari ribuan pendaftar, hanya sebagian kecil yang berhasil lolos hingga tahap akhir, termasuk Azam.
Tahapan pertama dimulai dengan seleksi administrasi secara daring. Para peserta diwajibkan mengunggah dokumen seperti rapor semester lima, surat pernyataan, serta identitas diri seperti KTP. Setelah berkas dinyatakan lengkap dan lolos seleksi awal, peserta harus mengikuti tahap wawancara.
Wawancara ini, menurut Azam, menjadi tahapan paling krusial karena memiliki bobot penilaian hingga 80 persen. Seluruh proses wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris, dan dari sekitar 3.000 peserta yang mengikuti tahap ini, hanya 250 orang yang dinyatakan lolos.
“Banyak yang gugur di tahap ini karena tidak siap secara komunikasi. Jadi kemampuan bahasa Inggris benar-benar menjadi kunci,” kata Azam.
Setelah melewati wawancara, peserta kemudian akan ditempatkan di universitas-universitas pilihan di Rusia. Ada enam kampus yang menjadi tujuan program ini, dan Azam sejak awal menetapkan pilihannya pada Saint Petersburg Mining University.
“Dari Indonesia, yang diterima di kampus dan jurusan yang sama dengan saya hanya dua orang,” ujar Azam.











