Komparatif.ID, Langsa—Muhammad Alkaf atau sering disapa Bung Alkaf, berbagi kiat memilih pemimpin pada Pemilu 2024. Di hadapan puluhan anak muda, Alkaf berbagi Insight, supaya kaum muda memiliki barometer dalam menyukseskan Pemilu 2024.
Tampil pada acara Sosialisasi Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada Serentak, yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Langsa,Rabu (4/10/2023), dosen Fakultas Syariah IAIN Langsa tersebut mengatakan kepada mahasiswa dan siswa yang hadir, bahwa kaum muda memiliki peran penting dalam menyukseskan pemilihan umum yang sudah bera di abang pintu deemokrasi.
Dalam konteks ini, Alkaf mengatakan pemilih pemilu memiliki peranan sangat penting. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan yang mumpuni, demi merawat demokrasi Indonesia.
Baca: Le Coq Gaulois Akhiri Keajaiban Singa Atlas
Supaya pesta demokrasi menjadi bermakna dan berkualitas, pemuda diminta terlibat aktif sejak dari proses pendaftaran dan pemilihan. Kemudian adanya kemauan memeriksa data daftar pemilih tetap. Kemudian, yang tidak kalah penting, berani menolak berbagai intimidasi dan penggiringan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Mari menolak politik uang, kekerasan, penyebaran hoaks, politik identitas, dan jangan menjadi actor dalam pelanggaran pemilu,” imbau Alkaf.
Selain itu, Alkaf menyampaikan beberapa insight tentang menjadi pemilih yang cerdas untuk pemilu yang berkualitas. Di antaranya, harus dengan serius mengenal rekam jejak calon yang akan dipilih, baik itu untuk calon presiden, calon kepala daerah, dan calon anggota legislatif.
“Pengenalan akan rekam jejak ini,” kata Alkaf, “akan menghasilkan Pemilu yang bekualitas. Lalu, harus ada upaya untuk menolak politisi busuk. Kesadaran itu haruslah terpatri dalam dada pemilih pemula. Kenali politisi busuk itu sama sekali, mereka yang bandar narkoba, mafia, pernah menjadi narapidana korupsi, dan pelaku kekerasan lainnya, “pungkas Alkaf.
Selain itu, yang paling penting, karena pemilu yang diikuti adalah kali pertama, pemilih pemula harusalah paham tentang tata cara pemilihan sehingga tidak sampai membuat rusak kertas suara.
Materi yang dibawa oleh essais Aceh tersebut sangat interaktif. Peserta terlihat antusias, yang ditandai dengan lontaran-lontaran pertanyaan cerdas, seperti kiat untuk menghindari ancaman politik uang, merawat demokrasi, pencarian sistem politik yang ideal untuk Indonesia, dan tata cara pemilihan praksis bagi pemilih di luar negeri.