Bagi penderita gagal ginjal kronik stadium akhir yang memerlukan terapi hemodialisis atau cuci darah, diperlukan akses untuk melakukan proses cuci darah/tindakan hemodialisis. Tujuan dari akses ini, yaitu untuk mengambil darah dalam tubuh pasien kemudian dihubungkan ke mesin pencuci darah dan diakhiri dengan mengembalikan darah tersebut kembali ke dalam tubuh pasien.
Jenis Cuci Darah
Terdapat beberapa pilihan sebagai akses cuci darah, sangat tergantung pada kondisi dan waktu saat keputusan cuci darah diperlukan.
Pertama adalah kateter vena central/double lumen haemodialysis cathether, selang akses cuci darah ini dimasukkan dalam pembuluh darah vena besar (pembuluh darah balik ke jantung), pada umumnya di pembuluh darah vena besar leher.Pada kondisi tertentu dipasangkan di pembuluh darah vena di dada atau paha.
Pemasangan jenis selang ini dilakukan pada kondisi pasien yang memerlukan tindakan cuci darah segera. Terdapat beberapa jenis kateter vena central ada yang temporer dan long term.
Pada jenis yang long term kateter resiko terjadinya infeksi lebih rendah dibandingkan short term.
Baca: Obituari; Mukhlis Munir, Kau Memang Kuat
Kedua adalah operasi cimino/operasi Arterio-venous shunt/Arterio-venous Fistula. Operasi tersebut adalah tindakan operasi dengan menghubungkan pembuluh darah nadi/arteri dengan pembuluh darah balik/vena di tangan, biasanya di daerah dekat pergelangan tangan atau daerah lipat siku.
Setelah dilakukan operasi ini, dibutuhkan waktu rata-rata 6-10 minggu untuk proses maturasi di mana ukuran pembuluh darah dan aliran di dalamnya cukup besar sehingga dapat disuntik/punksi saat proses hemodialisis.
Setelah pasien di hemodialisis dan kondisi stabil, maka tindakan operasi ini harus segera dikerjakan. Akses kateter vena central yang dipertahankan terlalu lama meningkatkan resiko infeksi, malfungsi kateter karena sumbatan, penyempitan pembuluh darah tempat kateter vena central, yang akan menurunkan kualitas hidup pasien bahkan potensial mengancam nyawa bila terjadi infeksi berat.
Keuntungan Operasi Cimino
Cimino merupakan pilihan utama untuk akses vaskular permanen pada pasien hemodialisis. Akses cimino memiliki kelebihan, seperti bisa dipakai dalam waktu lama, terletak di bawah kulit, tanpa alat/graft pembuluh darah sintetik, menghasilkan aliran darah yang adekuat untuk hemodialisis, serta memiliki risiko komplikasi yang rendah.
Bagaimana Perawatan Supaya Awet?
Akses cimino merupakan akses terbaik untuk hemodialisis, tetapi mengingat lokasi dan kesempatan tindakan operasi ini terbatas pada lengan atas saja, diperlukan perawatan mandiri oleh pasien, agar akses ini awet dan dapat bertahan lama. Berikut tips-nya:
Perawatan Harian:
- Kebersihan: Cuci tangan dengan sabun dan air hangat sebelum dan sesudah menyentuh cimino.
- Area Cimino: Jaga areanya tetap bersih dan kering, terutama sebelum hemodialisis.
- Hindari Tekanan: Hindari tekanan langsung pada cimino, seperti saat tidur atau mengangkat benda berat, pengukuran tekanan darah.
- Latihan:Lakukan latihan ringan dengan meremas bola karet untuk membantu aliran darah.
- Hindari: Jangan mengambil darah atau memasang infus di tangan yang sama dengan cimino.
- Pakaian dan Aksesoris: Hindari pakaian ketat, jam tangan, atau perhiasan yang dapat menghambat aliran darah di cimino.
Perawatan Khusus:
- Perubahan pada cimino: Segera hubungi tim medis jika terasa hangat, kemerahan, bernanah, atau disertai demam.
- Vibrasi dan Suara: Perhatikan vibrasi dan suara dengung yang khas di cimino. Perubahan pada vibrasi atau suara dapat menandakan masalah.
- Luka Bekas Operasi: Jaga luka bekas operasi tetap kering dan bersih hingga benar-benar sembuh.
- Obat-obatan: Ikuti anjuran dokter mengenai obat-obatan yang harus dikonsumsi.
- Istirahat: Istirahat yang cukup dan posisikan lengan lebih tinggi dari jantung.
Penting:
- Cimino hanya boleh digunakan untuk hemodialisis.
- Hindari benturan atau sayatan arteriovenous fistula.
- Periksa segera ke dokter apabila ada keluhan terkait cimino, dan periksakan secara berkala ke dokter (setiap 3-6 bulan).
Kapan harus segera ke dokter?
Bila ada tanda-tanda berikut ini:
- Infeksi: Cimino berwarna kemerahan, membengkak, sakit, terasa hangat, bernanah dan badan demam.
- Penyumbatan: Perubahan suara dengungan dan vibrasi (perlambatan aliran darah atau aliran darah tidak terasa sama sekali di cimono).
- Pendarahan dari akses cimino.
- Tangan terasa dingin, kebas atau lemah.
- Bengkak pada lengan sisi cimino.