Komparatif.ID, Berlin—Menurut hasil tes DNA yang dilakukan ilmuan, kemungkinan Adolf Hitler memiliki mikropenis, dan hanya memiliki satu testis. Selain itu, menurut hasil penelitian, Hitler tidak memiliki darah Yahudi.
Dalam film dokumenter baru, “Hitler’s DNA: Blueprint of a Dictator”, yang akan ditayangkan pada hari Sabtu (15/11/2025) tim ilmuwan dan sejarawan internasional telah mengonfirmasi kecurigaan seputar perkembangan seksual Adolf Hitler.
Menurut hasil tes DNA, Adolf Hitler memiliki mikropenis. Dia kemungkinan besar menderita kondisi genetik Sindrom Kallmann.
Baca: MoU Helsinki dan Amnesia Hamid Awaluddin
Jauh sebelum hasil tes DNA tersebut terbit, lagu-lagu populer Perang Dunia II telah mengejek anatomi bahwa Adolf Hitler memiliki mikropenis. Meskipun dulu dianggap sebagai propaganda, hal itu kini telah terbukti, karena Sindrom Kallmann dapat bermanifestasi dalam bentuk testis yang tidak turun dan mikropenis.
Alex Kay dari Universitas Postdam yang disiarkan oleh NDTV.com, Jumat (14/11/2025) menyebutkan, di masa lalu Adolf Hitler tidak pernah nyaman bila dekat dengan perempuan. Sepanjang hidupnya, dia tidak tidak pernah benar-benar nyaman berdekatan dengan wanita.
“Tidak seorang pun pernah benar-benar mampu menjelaskan mengapa Hitler begitu tidak nyaman di dekat perempuan sepanjang hidupnya, atau mengapa ia mungkin tidak pernah menjalin hubungan intim dengan perempuan,” kata Alex Kay.
Setelah hasil penelitian terbit, barulah diketahui penyebabnya, ternyata Adolf Hitler memiliki mikropenis karena syndrom Kallman. “Namun sekarang kita tahu bahwa ia menderita Sindrom Kallmann, ini bisa menjadi jawaban yang selama ini kita cari,” katanya.
Menurut tes tersebut, kemungkinan besar Hitler menderita Sindrom Kallmann dan memiliki kecenderungan autisme, skizofrenia, dan gangguan bipolar. Namun, kondisi-kondisi ini tidak dapat menjelaskan atau membenarkan kebijakan Hitler yang rasis atau menghasut perang.
Pengujian ini dimungkinkan setelah para peneliti memperoleh sampel darah Hitler dari sepotong bahan yang diambil dari sofa tempat ia menembak dirinya sendiri.
Sindrom Kallmann sering mengakibatkan kadar testosteron rendah, testis yang tidak turun, dan dapat mengakibatkan mikropenis. Demikian keterangan kata Blink Films.
Ahli genetika Turi King, yang dikenal karena mengidentifikasi jenazah raja abad pertengahan Richard III dan yang juga terlibat dalam proyek tersebut, mengatakan gen Hitler menempatkannya dalam kategori orang-orang yang sering dikirim ke kamar gas oleh Nazi.
“Kebijakan Hitler sepenuhnya berpusat pada eugenika,” kata pakar DNA kuno dan forensik di Universitas Bath di Inggris bagian barat.
“Jika dia bisa melihat DNA-nya sendiri… dia hampir pasti akan mengirim dirinya sendiri,” katanya.
Hasil analisis DNA tersebut juga membantah mitos bahwa Hitler memiliki darah Yahudi. Hasil analisis menunjukkan bahwa data kromosom Y cocok dengan DNA kerabat laki-laki Hitler. Jika ia memiliki keturunan Yahudi (melalui hubungan di luar), kecocokan itu tidak akan ada.












