Komparatif.ID, Banda Aceh—Komunitas Aceh Bergerak menggelar nonton bareng film Pengkhianatan G 30 S/PKI. Nonton bareng tersebut bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Syariah dan Hukum (Himasya) UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Nonton bareng yang digelar oleh Yayasan Aceh Bergerak digelar di sekretariat komunitas kreatif tersebut di kawasan Lambhuk, Banda Aceh, Sabtu (30/9/2023). Nobar tersebut dihadiri oleh puluhan orang dari mahasiswa, aktivis, dan seniman.
Kegiatan nobar tersebut dimulai pukul 20.30 WIB, seusai pelaksanaan salat Isya berjamaah di masjid terdekat oleh mukimin tempatan. Nonton bareng dibarengi dengan diskusi yang menghadirkan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Mukhlisuddin Ilyas, dan dua orang lainnya.
Baca: Cinta Abadi Wu Jinnan Terhadap Aceh
Pada diskusi tersebut, Mukhlisuddin mengatakan generasi sekarang paling mudah terpapar radikalisme dan intoleransi. Konten-konten radikalisme dan intoleransi bertebaran di mana-mana. Bila saja tidak dibarengi dengan membaca banyak referensi, maka dipastikan akan terpapar.
Zubaidah Azwan yang ikut menjadi pemateri mengatakan untuk menangkal radikalisme dan inteloransi, setiap orang harus memiliki kesadaran bela negara di dalam dadanya.
Zubaidah yang merupakan kader Bela Negara menyebutkan terlalu banyak bentuk proxy yang dialamatkan kepada negara. Bukan saja melalui serangan terbuka, tapi juga melalui serangan ekonomi, wabah, dan lain-lain.
Aceh bergerak merupakan komunitas kreatif bidang perfileman yang diasuh oleh sejumlah wartawan di Banda Aceh. Salah satunya Davi Abdullah. Kemudian Teuku Umar, san sejumlah jurnalis lainnya.
Mereka secara rutin menggelar kegiatan surah film, yaitu program diskusi karya film yang berkaitan dengan konteks kekinian.
