Komparatif.ID, Jakarta— Bibit Siklon Tropis 93S terpantau aktif di wilayah Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat dan berpeluang berkembang menjadi siklon tropis dalam waktu dekat.
Informasi ini disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berdasarkan pembaruan data hingga Minggu (27/12) pukul 07.00 WIB. Pada waktu tersebut, sistem ini tercatat memiliki kecepatan angin maksimum 30 knot atau sekitar 56 kilometer per jam dengan tekanan udara minimum 1000 hPa, serta bergerak ke arah barat daya.
BMKG menyebutkan Bibit Siklon Tropis 93S memiliki peluang tinggi untuk meningkat menjadi siklon tropis dalam periode 24 jam ke depan.
“Prediksi: Sistem Bibit Siklon Tropis 93S memiliki peluang tinggi untuk menjadi Siklon Tropis dalam periode 24 jam ke depan,” tulis BMKG, Minggu (21/12/2025).
Selain potensi penguatan sistem, BMKG juga mengamati adanya peningkatan kecepatan angin di sekitar pusat bibit siklon, khususnya pada lapisan bawah atmosfer atau low level jet, yang dapat mencapai lebih dari 25 knot di perairan selatan Jawa.
Keberadaan Bibit Siklon Tropis 93S diperkirakan memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di sejumlah wilayah Indonesia, setidaknya hingga Senin (22/12) pukul 07.00 WIB.
Dampak tersebut antara lain berupa peningkatan potensi hujan dengan intensitas lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan. BMKG mencatat wilayah daratan yang berpotensi terdampak hujan lebat dan angin kencang meliputi Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Baca juga: Badai Siklon Tropis Senyar Landa Aceh dan Sumatera
Di wilayah perairan, bibit siklon ini berpotensi memicu gelombang tinggi dengan ketinggian sekitar 1,25 meter hingga 2,5 meter. Kondisi tersebut diprakirakan terjadi di Perairan Barat Lampung, Samudra Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Alas bagian selatan, serta Samudra Hindia selatan Banten hingga NTB.
Sebelumnya, pakar klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, Erma Yulihastin, juga mengingatkan potensi perkembangan Bibit Siklon Tropis 93S. Ia menyebut sistem ini berpotensi menjadi badai besar dan bahkan menyebutnya sebagai kemungkinan “badai Senyar berikutnya” yang menyebabkan banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Menurut Erma, potensi tersebut didasarkan pada hasil prediksi resolusi tinggi submusiman hingga musiman dari KAMAJAYA-BRIN, sebuah sistem pendukung keputusan untuk mitigasi cuaca ekstrem.
Erma menjelaskan infografis yang ia sertakan menunjukkan bibit badai ini dapat tumbuh cepat menjadi siklon tropis yang berpotensi membawa hujan ekstrem, angin kencang, dan gelombang tinggi, dengan puncak risiko diperkirakan terjadi pada 11 hingga 20 Desember 2025 dan berlanjut hingga awal Januari 2026.












