9 Kabupaten di Aceh Diterjang Banjir

Aceh diterjang banjir Aceh Tengah Terisolasi Total, Seluruh Akses Darat Putus
Krueng Peusangan yang melintasi Desa Teupin Mane , Juli, Bireuen, Rabu (26/11/2025) pagi, meluap sangat tinggi hingga berhasil merusak oprit jembatan yang menghubungan Bireuen-wilayah tengah Aceh. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh– Sembilan kabupaten di Aceh diterjang banjir. Dari data yang dilansir Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Rabu (26/11/2025) pukul 12.00 Wib, sembilan kabupaten di Aceh diterjang banjir yaitu: Aceh Timur, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Selatan.

Banjir yang disebabkan meningkatnya intensitas hujan, mulai menyerang Aceh pada 18 November 2025. Hujan yang turun telah mencapai satu minggu tersebut, semakin meningkatkan wilayah di Aceh diterjang banjir.

Menurut informasi terbaru,Kamis (27/11/2025, Aceh Tamiang, dan Pidie Jaya, dan Nagan Raya juga sudah diserbu banjir.

Baca: Aceh Masuk Wilayah Prioritas Pengamanan Nasional

Dari data terakhir yang disajikan BPBA, hingga 26 November 2025 pukul 12.00 Wib, jumlah rumah milik 14.235 KK/46.893 disalup banjir, dan 455 KK/1.497 Jiwa mengungsi.

Sebagian besar kejadian masih dipicu oleh curah hujan tinggi, angin kencang, dan kondisi geologi labil yang berdampak pada banjir, tanah bergerak, serta tanah longsor.

Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Bireuen pada Minggu siang (23/11/2025) mengakibatkan terjadinya banjir luapan di beberapa kecamatan.

Menurut laporan Pusdalops BPBD Kabupaten Bireuen, banjir tersebut bermula sekitar pukul 02.00 WIB ketika hujan mulai turun dengan intensitas cukup tinggi di wilayah Bireuen dan sekitarnya.

Sementara itu di Kota Lhokseumawe telah terjadi banjir dan longsor pada Rabu, 26 November 2025 pukul 08.40 WIB. Akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang berlangsung terus-menerus mulai dari tanggal 20-26 November 2025 (saat ini), menyebabkan genangan, banjir dan tanah longsor.

Cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Aceh Timur pada Sabtu, 22 November 2025, kembali mengakibatkan banjir dan angin kencang di sejumlah kecamatan.

Berdasarkan laporan Pusdalops BPBA, Banjir terjadi akibat hujan dengan instesitas tinggi selama tiga hari terakhir di Kota Langsa menyebabkan banjir genangan. Banjir genangan tersebut merupakan air kiriman dari lahan perkebunan kelapa sawit PTPN 1 Langsa.

Dampak material dari musibah ini terendamnya 110 (setatus sepuluh) unit rumah di Desa Paya Bujok Seulemak. Ketinggian air di beberapa titik dilaporkan mencapai 20 -40 cm dan air masih belum surut.
Info terakhir banjir dan Longsor terjadi di beberapa kecamatan.

Di Bener Meriah, akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang terus-menerus mengguyur wilayah Bener Meriah, menyebabkan terjadinya longsor sekira pukul 16.30 WIB di Desa Pantai Kemuning, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Rabu (19/11). Banjir mengenangi 10 Kecamatan.

Banjir terjadi di Kabupaten Gayo Lues pada hari Selasa (18/11). Banjir setidaknya membuat 11 (sebelas) Kecamatan terdampak banjir seperti di Kecamatan Blang Jeurago, Kecamatan Blang Keujeren, Kecamatan Blang Pegayon, Kecamatan Dabun Gelang, Kecamatan Kuta Panjang, Kecamatan Pantan Cuaca, Kecamatan Pining, Kecamatan Putri Beutung, Kecamatan Rikit Gaib, Kecamatan Teuragon, dan Kecamatan Tripe Jaya.

Informasi terakhir dari Pusdalops BPBA banjir masih belum surut.

Intesitas hujan yang tinggi di Kabupaten Aceh Singkil, mengakibatkan meluapnya Sungai Lae Cinedang.
Kondisi terkini banjir juga terjadi di Aceh Utara.

Hujan yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan erosi tebing sungai dan banjir setinggi air ±30-50 cm di beberapa Kecamatan.

Rumah dan lahan kebun warga terendam banjir yang terjadi wilayah Kabupaten Aceh Selatan pada Sabtu 22 November 2025. Petugas jaga Pusdalops PB BPBD Aceh Selatan menerima laporan dari masyarakat terkait naiknya debit yang kemudian meluap dan menggenangi wilayah permukiman dan lahan warga. Kondisi terakhir air telah berangsur surut.

Sebanyak Sembilan kabupaten di Aceh kini ditetapkan sebagai daerah berstatus darurat bencana hidrometeorologi atau bencana banjir.

Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Fadmi Ridwan mengatakan, penetapan status tersebut dikeluarkan oleh masing-masing kepala daerah berdasarkan kondisi terkini yang melanda wilayah setempat.

Artikel Sebelumnya250 Ton Beras yang Masuk Sabang Bukan Beras Impor Ilegal
Artikel SelanjutnyaBadai Siklon Tropis Senyar Landa Aceh dan Sumatera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here