
Komparatif.ID, Jakarta— Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan pemerintah menetapkan tiga titik utama pengamanan nasional yang dianggap sebagai pusat gravitasi atau center of gravity bagi stabilitas Indonesia.
Tiga wilayah tersebut adalah Jakarta, Aceh, dan Papua. Ketiganya dipilih karena memiliki nilai strategis yang berkaitan langsung dengan aktivitas sosial, ekonomi, dan keberlanjutan pembangunan nasional.
Hal itu disampaikan Sjafrie usai menghadiri rapat tertutup bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/11/2025).
“Kita sudah menetapkan tiga Center of Gravity yang harus kita jamin faktor keamanannya dalam rangka menunjang kegiatan, baik itu kegiatan sosial maupun kegiatan ekonomi serta pembangunan,” ujar Sjafrie.
Ia menekankan keputusan tersebut berangkat dari kebutuhan untuk memastikan bahwa pusat-pusat penting negara tetap berfungsi dengan aman, terutama di tengah dinamika geopolitik dan gangguan keamanan yang dapat muncul sewaktu-waktu.
Menurut Sjafrie, Jakarta ditempatkan sebagai prioritas pertama mengingat posisinya sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan konsentrasi seluruh infrastruktur vital negara.
Baca juga: Jubir Pemerintah Aceh: Pernyataan Mentan Tendensius Kepada Aceh yang Dipimpin Eks Panglima GAM
Ia menjelaskan pengamanan di ibu kota dilakukan secara menyeluruh melalui pendekatan 360 derajat. Seluruh matra TNI diterjunkan dalam pengamanan ini, mulai dari laut, udara, hingga darat.
Selain Jakarta, Sjafrie menuturkan Aceh menjadi titik kedua yang mendapat perhatian pemerintah. Aceh disebut memiliki peran strategis sebagai pintu masuk Indonesia dari kawasan barat, terutama untuk jalur perdagangan internasional dan mobilitas masyarakat.
Kondisi geografis tersebut menjadikan Aceh sebagai wilayah yang harus dijaga secara optimal agar tetap mampu mendukung arus ekonomi dan hubungan Indonesia dengan berbagai negara.
Ia menambahkan keamanan Aceh bukan hanya menyangkut pertahanan wilayah, tetapi juga stabilitas aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat yang selama ini menjadi penopang utama perkembangan daerah.
Dengan keterhubungan Aceh terhadap kepentingan nasional, pemerintah menilai perlunya langkah pengamanan yang terukur dan berkelanjutan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi ancaman yang dapat memengaruhi kegiatan pembangunan.
Papua menjadi titik ketiga yang diprioritaskan. Untuk wilayah tersebut, Sjafrie menyampaikan pemerintah menerapkan smart approach, yakni penggabungan pendekatan teritorial atau soft approach dengan operasi taktis atau hard approach.
Melalui pendekatan itu, pemerintah berupaya memperkuat hubungan dengan masyarakat sekaligus menjaga kewaspadaan terhadap ancaman keamanan. Ia menyatakan bahwa ajakan untuk merangkul masyarakat Papua menjadi bagian dari strategi jangka panjang guna memperkuat kesatuan bangsa.












itu berarti aceh masih dicap sebagai daerah nggak aman sama pusat. damai udah 20 tahun, tapi masih butuh prioritas pengamanan. agak menyedihkan memang.