Mengenang Arjuna Tamaraya, Adik yang Baik, Pria Simpatik

Mengenang Arjuna Tamaraya, Adik yang Baik, Pria Simpatik
Almarhum Arjuna Tamaraya. Foto: Dok Keluarga.

Komparatif.ID, Sibolga— Arjuna Tamaraya (21) telah meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. F.L. Tobing, Sibolga, pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 Wib. Selama hidupnya, Arjuna Tamaraya dikenal sebagai adik yang baik, dan teman yang asyik.

Malam itu, di tengah larutnya malam di Kota Sibolga, Arjuna Tamaraya bermaksud beristirahat sejenak di dalam Masjid Agung Sibolga. Jarum jam telah menunjukkan pukul 03 dinihari. Pria asal Simeulue yang telah bermukim di Kelurahan Kalangan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Saat itu Arjuna dalam perjalanan kembali melaut. Dia sudah beberapa bulan ikut melaut, sejak sang ayah meninggal dunia.Ketika Arjuna hendak merebahkan diri di lantai Masjid Agung, tiba-tiba datang Zulham Piliang alias Ajo (57). Pria itu dengan suara tak bersahabat melarang Arjuna tidur di dalam Masjid Agung.

Merasa larangan tersebut tidak masuk akal, Arjuna Tamaraya menolak. mereka sempat adu mulut. Merasa larangannya sebagai akamsi –anak kampung sini—tidak digubris, Zulham Piliang yang merupakan warga Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga, Sumatera Utara, naik darah. Dia memanggil teman-temannya yaitu Hasan Basri alias Kompil (46), Chandra Lubis alias Ican (37), Syazwan Situmorang alias Juan (40). Keempatnya warga satu kelurahan. Serta satu orang lagi bernama Rismansyah Effendi Chaniago (30), warga Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga.

Setelah lima pria itu berada di dalam masjid, mereka langsung mengepung Arjuna Tamaraya. Seperti di film-film aksi, para bandit-bandit tak tidur malam itu, langsung menghajar Arjuna. Ketika Arjuna tersungkur ke lantai dan tak sadarkan diri, mereka masih tetap menendang dan memukulinya.

Kemudian tubuh pria muda itu diseret keluar masjid. Mereka tak peduli meski kepala Arjuna terbentur cukup keras dengan tangga masjid. Tubuh Arjuna diseret hingga ke halaman masjid. Kepalanya ditimpuk kelapa. Kemudian para pelaku pergi meninggalkan Arjuna yang terkapar di tepi jalan; tak sadarkan diri.

Baca juga: Polisi Tetapkan 5 Tersangka Penganiaya Mahasiswa Asal Simeulue di Masjid Agung Sibolga

Tubuh korban ditemukan tergeletak di tepi jalan oleh marbot Masjid Agung bernama Janasfin Pasaribu (23). Dia segera memberitahu pihak-pihak terkait, yang kemudian mengevakuasi Arjuna ke rumah sakit. Akibat penganiayaan yang sangat berat, saat Subuh tiba, Arjuna mengembuskan nafas terakhir.

Menurut informasi keluarga, selama hidupnya Arjuna merupakan anak yang berbakti. Sejak ayahnya meninggal dunia, Arjuna memilih melaut. dia bertindak sebagai tulang punggung keluarga.

Bagi teman-temannya, Arjuna merupakan sahabat yang baik, tidak pelit, dan gemar menolong. Selama hidupnya dia tidak pernah neko-neko.

Dalam sebuah postingan di linimasa Facebook, Anita Ridayanti, mengunggah sebuah tulisan yang mengusik naluri kemanusiaan. Ia membuat testimoni singkat tentang adiknya.

“Ternyata adik satu-satunya kakak yang cowok telah lebih dulu dipanggil Allah, menyusul Ayah di tahun yang sama.

Masya Allah, Arjun… semoga Allah menempatkanmu di sisi terbaik-Nya dan melapangkan kuburmu.

Kakak sudah ikhlas, Dek. Allah lebih sayang padamu, makanya Arjun dipanggil lebih dulu — meski dengan cara yang begitu berat.

Masjid Agung Panorama Sibolga jadi tempat terakhirmu, masjid yang dulu kita datangi selalu untuk sholat id sejak kau masih merangkak bersama Ayah, Umak, dan Kakek Nenek.
Tempatmu kini sudah jelas, insyaa Allah indah di sisi-Nya.

Kakak hanya berharap, kelak Allah panggil Kakak juga dalam keadaan sebaik dirimu yang dimana semua orang mendoakanmu dek.

Al-Fatihah untukmu, Arjun,”

Kini keluarga almarhum menanti hukum ditegakkan dengan setegak-tegaknya. Para pelaku harus mendapatkan hukuman setimpal. Demikian juga harapan warga Sibolga, Sumatera Utara. Harapan yang sama juga disampaikan oleh warganet seluruh Indonesia. Mereka mendesak hukuman seberat-beratnya kepada para pelaku.

Artikel SebelumnyaSumatera Utara Belum Jadi Tetangga yang Baik Bagi Orang Aceh
Artikel SelanjutnyaMustafa A Glanggang Buka Kursus Pelatih Sepak Bola Lisensi D di Bireuen
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here