
Komparatif.ID, Mandalika—Hati-hati bila Anda berwisata ke Mandalika. Karena para pedagang kelapa muda di sana bisa menjebak Anda. Pengalaman tersebut dialami oleh pemotor yang mengunjungi Mandalika beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah video amatir yang diposkan di Istagram @thinksmart.id, dan disitat Komparatif.ID, Selasa (4/11/2025) merekam upaya sejumlah perempuan penjual kelapa muda yang berjualan di sebuah pantai di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Baca: Kala Seorang Blogger Aceh Ditawari Cewek di Gang Dolly
Si pengendara motor gede yang sedang bersantai di tepi pantai bersama pasangannya, didatangi oleh tiga perempuan pedagang kelapa muda. Perempuan-perempuan itu menawarkan kelapa muda. Awalnya si wisatawan menolak. Tapi setelah dibujuk-bujuk, dia bersedia membeli satu butir kelapa muda.
Saat dia setuju, dua pedagang langsung mengupas kelapa muda. Si wisatawan terkejut. Dia mengatakan hanya memesan satu butir pada perempuan yang berdiri di tengah. Tapi pedagang yang satunya tetap ngeyel. Bahkan dia menurunkan harga menjadi Rp10 ribu. Tapi si wisatawan tetap menolak. Dia hanya mengambil satu butir pada pedagang yang sebelumnya ia sepakati beli.
Dalam video tersebut si wisatawan meminta si pedagang kelapa muda menghargai dirinya. Karena dia sebenarnya tidak butuh kelapa muda. Dia membeli satu butir karena memang sudah ditawari. Selebihnya dia tidak butuh.
Si pedagang yang sudah terlanjur mengupas kelapa akhirnya harus meninggalkan di wisatawan dengan raut wajah kecewa.
Ketika video tersebut diposkan ke media sosial, warganet pro kontra. Ada yang sepakat dengan sikap si wisatawan. Ada pula yang menyayangkan mengapa si wisatawan tidak membeli saja satu butir lagi.
Seorang warganet bernama Intan memberikan respon. Dia mengataka jangan menormalkan hal tersebut. Perilaku pedagang di tempat wisata yang memaksa pengunjung berbelanja, bukanlah perilaku yang perlu diberikan dukungan.
Demikian juga Hannafera. Warganet tersebut juga mendukung keputusan si wisatawan. Perilaku pedagang memaksa pengunjung membeli, tidak perlu diberikan dukungan. Apalagi wisatawan sudah berbelanja. Memaksa membeli di luar kebutuhan, merupakan bentuk pemalakan.
“Mereka—para pedagang—yang berperilaku demikian, punya kebiasaan tidak baik. Memaksa orang lain membeli dagangannya. Perilaku itu pasti diulang ke wisatawan lainnya,” sebut seorang warganet.











