Profil Red Command, Geng Narkoba yang Diburu Pemerintah Brazil

Profil Red Command, Geng Narkoba yang Diburu Pemerintah Brazil
Ratusan orang dilaporkan tewas di Rio de Janeiro usai Pemerintah Brazil melakukan operasi besar memburu geng narkoba Comando Vermelho. Foto: New York Post.

Komparatif.ID, Rio— Pemerintah Brasil tengah melakukan operasi besar-besaran terhadap kelompok geng narkoba Red Command atau Comando Vermelho. Operasi tersebut dilaporakan menewaskan sedikitnya 132 orang di Rio de Janeiro.

Presiden Luiz Inácio Lula da Silva menyebut langkah ekstrim tersebut sebagai upaya menyelamatkan warga dari jeratan kekerasan dan narkotika yang sudah lama menekan kehidupan masyarakat di Rio.

Dalam operasi yang berlangsung sejak awal pekan, aparat kepolisian Brasil menggerebek dua kawasan kumuh di Rio yang dikenal sebagai sarang Red Command. Pemandangan mencekam menyelimuti jalan-jalan sempit di favela saat ratusan jasad diduga anggota geng tergeletak begitu saja.

Beberapa orang yang berhasil ditangkap diketahui merupakan anggota penting dalam jaringan Komando Merah, kelompok kriminal tertua dan paling berpengaruh di Brasil.

“Kita tak boleh membiarkan kejahatan terorganisir menghancurkan keluarga, menindas warga, dan menyebarkan narkoba serta kekerasan di kota-kota,” tulis Presiden Lula di akun X miliknya.

Baca juga: Pemerintah Brazil Perangi Geng Narkoba, Ratusan Ditembak Mati

Profil Red Command

Red Command sendiri memiliki sejarah panjang dalam dunia kejahatan Brasil. Kelompok ini lahir pada era kediktatoran militer antara tahun 1964 hingga 1985. Awalnya, mereka adalah gabungan antara tahanan politik dan penjahat biasa di penjara Candido Mendes, Ilha Grande, yang bersatu untuk bertahan dari kekerasan sistemik di balik jeruji besi.

Dari aliansi itu, lahirlah Falange Vermelha, yang kemudian dikenal luas sebagai Comando Vermelho atau Komando Merah.

Kelompok ini mulai menguasai jalanan Rio sejak 1979 dengan kegiatan perampokan dan penjambretan, sebelum akhirnya beralih ke bisnis narkoba dan menjalin hubungan dengan kartel besar di Kolombia pada dekade 1980-an.

Struktur yang disiplin dan sistem dukungan finansial yang solid membuat mereka mampu membangun jaringan distribusi kokain lintas negara.

Red Command kemudian berkembang menjadi geng narkoba kekuatan sosial di favela, bahkan membentuk semacam pemerintahan bayangan di wilayah miskin.

Meski sempat melemah setelah munculnya kelompok saingan seperti Primeiro Comando da Capital (PCC), pengaruh Red Command tetap memegang pengaruh besar hingga kini diburu Pemerintah Brazil.

slot resmi
situs toto
monperatoto
togel online
situs slot gacor
situs toto
slot gacor
link slot
slot resmi
slot resmi
situs slot gacor
rtp slot
toto slot
situs toto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

slot gacor

slot gacor hari

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

situs toto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

slot online

slot gacor

SLOT RESMI

situs slot

situs bola

situs togel

link slot

link slot

situs slot

situs toto

slot gacor hari ini

link slot

situs slot gacor

slot

slot gacor hari ini

situs gacor

link slot

kampungbet

kampungbet

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

kampungbet

kampungbet

kampungbet

Artikel SebelumnyaSatu Dekade SDGs: Apa Peran Kita?
Artikel SelanjutnyaTangisan Maryam dan Perjuangan Terakhir Seorang Ibu
Redaksi
Komparatif.ID adalah situs berita yang menyajikan konten berkualitas sebagai inspirasi bagi kaum milenial Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here