Reza Idria Ungkap Penyebab Pendidikan Indonesia Masih Tertinggal

Reza Idria Ungkap Penyebab Pendidikan Indonesia Masih Tertinggal
Akademisi UIN Ar-Raniry, Reza Idria. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Akademisi UIN Ar-Raniry, Reza Idria, menyebut penyebab kondisi pendidikan di Indonesia yang masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga bukan terletak pada kemampuan intelektual pelajar Indonesia, melainkan pada sistem dan budaya belajar yang belum mendukung peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh.

“Hasil survei seperti PISA menunjukkan kita masih tertinggal dari negara tetangga. Ini bukan soal kecerdasan, tapi soal sistem dan budaya belajar,” ujar Reza saat Sharing Session bersama jajaran Dinas Pendidikan Aceh, Jumat (24/10/2025).

Acara tersebut turut dihadiri Plt. Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, S.Pd., MSP, dan sejumlah pejabat serta tenaga pendidik di lingkungan Disdik Aceh.

Dalam pemaparannya, Reza menegaskan kualitas pendidikan Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan mendasar, terutama pada aspek literasi, numerasi, dan kemampuan sains.

Reza Idria menilai banyak lembaga pendidikan masih berorientasi pada kuantitas dibanding kualitas. Menurutnya, sebagian kampus lebih mengejar jumlah mahasiswa dan program studi baru tanpa memastikan mutu lulusan yang dihasilkan.

Baca juga: UIN Ar-Raniry Perluas Akses Pendidikan Doktoral ke Barat Selatan Aceh

Ia mencontohkan bahwa negara-negara maju seperti Belanda, Singapura, dan Amerika Serikat berani berinvestasi besar dalam riset dan inovasi. Komitmen itu, katanya, menjadi fondasi bagi kemajuan pendidikan dan daya saing sumber daya manusia.

“Kalau ingin maju, kita tidak bisa berpikir kecil. Harus ada kebijakan besar yang berpihak pada kualitas pendidikan,” ujarnya.

Reza juga menekankan pentingnya membangun budaya belajar sepanjang hayat di tengah masyarakat. Ia menilai banyak orang berhenti belajar setelah lulus sekolah atau kuliah, padahal tantangan dunia modern menuntut pembaruan pengetahuan secara terus-menerus.

“Belajar itu tidak berhenti setelah lulus sekolah atau kuliah. Belajar adalah proses hidup,” katanya.

Sebagai akademisi yang juga aktif meneliti isu sosial dan pendidikan di Aceh, Reza berharap keistimewaan Aceh sebagai daerah otonom dapat dimanfaatkan untuk membangun sistem pendidikan yang lebih inovatif dan berorientasi masa depan.

Ia mendorong agar investasi pendidikan difokuskan pada peningkatan kualitas guru, penguatan literasi, serta kemampuan teknologi digital bagi pelajar.

“Kalau kita ingin mengejar ketertinggalan, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Harus berani mengambil langkah baru yang berani dan terarah,” pungkasnya.

Artikel SebelumnyaIni Pengakuan Lansia Pengendara Honda Brio yang Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Bireuen
Artikel SelanjutnyaAnggota Satpol PP Singkil Ungkap Alasan Ceraikan Istri Sebelum Dilantik PPPK

1 COMMENT

  1. > Reza Idria menilai banyak lembaga pendidikan masih berorientasi pada kuantitas dibanding kualitas.

    Bahkan banyak profesor di indonesia juga hasil lewat calo, di aceh pun ada. yang lebih menyedihkan lagi, lembaga pendidikan malah lomba banyak2an profesor. bukan kualitas profesornya. nasib.. nasib..

    ini memang penyakit nasional. bahkah orang indonesia yang jadi dosen di universitas luar juga bilang, kualitas dosen di indonesia. ya gitu lah (ini kampus top indonesia).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here