Komparatif.ID, Sigli— Turnamen Piala Bupati Pidie yang selama 15 hari berlangsung meriah dan kondusif harus berakhir dengan sedikit catatan hitam. Partai final yang digelar pada Senin malam (13/10/2025) di Stadion Blang Paseh, Sigli, semestinya menjadi penutup manis bagi ajang olahraga bergengsi antarkabupaten itu.
Namun, suasana berubah tegang setelah manajemen CST United Ulim dari Pidie Jaya menolak menerima medali juara dua.
Pertandingan final mempertemukan tim tuan rumah Mutiara Raya Beureunuen dari Pidie melawan CST United dari Pidie Jaya. Laga berjalan ketat dan penuh semangat hingga akhirnya Mutiara Raya keluar sebagai juara.
Penyelenggaraan turnamen mendapat banyak apresiasi karena dinilai tertib, aman, dan sukses menarik antusiasme masyarakat. Namun, kegembiraan itu mendadak berubah menjadi kekecewaan saat upacara penyerahan hadiah berlangsung.
Ketika Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, hendak mengalungkan medali kepada pemain CST United, pihak manajemen tim menolak menerima penghargaan tersebut. Penolakan itu sontak mengundang reaksi negatif dari para penonton dan tamu undangan.
Baca juga: Armada FC Tumbangkan Perseunong Putra FC Lewat Gol Tunggal di Menit Akhir
Tindakan tersebut dinilai tidak pantas dan dianggap mencoreng nilai sportivitas yang dijunjung tinggi dalam dunia olahraga.
Kekecewaan kian bertambah ketika beberapa pengurus CST United dikabarkan memecahkan trofi juara dua yang diberikan oleh panitia. Aksi itu menimbulkan kekecewaan mendalam, terutama karena dianggap tidak menghormati kehadiran Wakil Bupati Pidie Jaya maupun peran Pemerintah Kabupaten Pidie sebagai tuan rumah turnamen.
Menurut sumber yang hadir di lokasi, tindakan emosional tersebut diduga dipicu oleh rasa tidak puas terhadap keputusan wasit selama pertandingan.
Meski begitu, sejumlah pengamat olahraga menilai semua gol yang tercipta merupakan hasil permainan bersih dan sah. Mereka menilai reaksi pihak CST United berlebihan dan tidak mencerminkan sikap profesional.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Pidie, Muhammad S.Pd.I, menilai secara umum penyelenggaraan turnamen berjalan sukses. Ia menyampaikan apresiasi kepada panitia yang telah bekerja maksimal dalam mengatur pertandingan hingga babak final.
“Saya sangat berterima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja maksimal. Penyelenggaraan ini layak mendapat acungan jempol,” ujarnya pada Rabu (15/10/2025).
Terkait insiden pasca-laga, Muhammad menegaskan hal itu di luar tanggung jawab panitia. “Masalah di lapangan adalah kewenangan wasit. Panitia telah menjalankan tugas dengan baik, dan apa yang terjadi setelah pertandingan bukan tanggung jawab kami,” tambahnya.
Hanjeut Pakek mental CST United, mental nya enggak bisa dicontoh oleh atlet olahraga lain, piala proh peng Cok, peu Clup Nyan Clup Saket! 😁