
Komparatif.ID, Banda Aceh— Enam akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil masuk dalam daftar 2 persen peneliti paling berpengaruh dunia (Top 2% World Scientists 2025) yang dirilis oleh Elsevier bekerja sama dengan Stanford University.
Enam akademisi USK yang masuk ke dalam daftar bergengsi tersebut adalah dr. Harapan, DTM&H., M.Infect.Dis dan Prof. Dr. Mudatsir, M.Kes dari Fakultas Kedokteran, Prof. Dr. Samsul Rizal, M.Eng, dan Prof. Dr. M. Faisal, ST., M.Eng dari Fakultas Teknik, Prof. Dr. Muchlisin Z.A, S.Pi, M.Sc dari Fakultas Kelautan dan Perikanan, serta Prof. Dr. Ir. Rinaldi Idroes, M.Si dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Daftar ini disusun melalui publikasi Updated Science-wide Author Databases of Standardized Citation Indicators yang menilai para peneliti berdasarkan sejumlah indikator standar sitasi.
Beberapa kriteria yang menjadi dasar penilaian adalah jumlah kutipan, h-index, co-authorship adjusted hm-index, hingga rasio kutipan yang menunjukkan pengaruh ilmuwan dalam bidang keilmuan masing-masing.
Dari lebih delapan juta peneliti aktif di seluruh dunia, sekitar 210 ribu ilmuwan berhasil masuk ke dalam jajaran 2% paling berpengaruh, termasuk enam akademisi USK.
Baca juga: Sabun dari Ampas Kopi Karya Mahasiswa USK Dapat Pendanaan Kemendiktisaintek
Berdasarkan data yang dirilis Elsevier-Stanford, USK juga tercatat sebagai salah satu dari tujuh besar perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia dengan jumlah akademisi terbanyak dalam daftar Top 2% World Scientists 2025.
Dengan enam nama yang masuk, USK berada sejajar dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan unggul dari beberapa perguruan tinggi besar lainnya. Pencapaian ini menempatkan USK sebagai salah satu institusi pendidikan yang konsisten melahirkan peneliti berpengaruh dalam skala global.
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Marwan, menyampaikan apresiasi tinggi kepada para dosen yang berhasil mengharumkan nama universitas. Ia menegaskan pencapaian tersebut merupakan bukti nyata bahwa riset dan publikasi yang dilakukan sivitas akademika USK mendapat pengakuan di tingkat internasional.
“Pencapaian ini membuktikan bahwa riset di USK telah mendapat pengakuan internasional. Prestasi ini tidak hanya membawa nama baik universitas, tetapi juga membanggakan Aceh dan Indonesia. Saya berharap capaian ini menjadi motivasi bagi seluruh sivitas akademika untuk terus meningkatkan kualitas penelitian,” ujarnya di Banda Aceh, Selasa (23/9/2025).
Keberhasilan USK menempatkan enam akademisinya di daftar ilmuwan paling berpengaruh dunia memperlihatkan bahwa kontribusi peneliti Indonesia semakin diperhitungkan.
Pengakuan ini sekaligus menjadi dorongan untuk memperkuat budaya riset di tanah air agar hasil-hasil penelitian dapat memberi manfaat yang lebih luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat global.