Komparatif.ID, Banda Aceh— Sektor pariwisata di Aceh mencatatkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sumbangan sektor ini terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 1,72 persen atau setara dengan Rp 4.172,67 miliar.
Angka tersebut dihitung dari kategori penyediaan akomodasi serta makan dan minum yang selama ini menjadi indikator utama pendapatan sektor pariwisata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengatakan pencapaian itu tidak lepas dari dukungan masyarakat Aceh yang semakin aktif berperan dalam pengembangan pariwisata.
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, muncul semakin banyak destinasi wisata buatan yang dikelola langsung oleh penduduk lokal. Kondisi ini menjadi indikasi bahwa sektor pariwisata sudah dipandang masyarakat sebagai salah satu peluang ekonomi yang berkelanjutan.
“Disbudpar mendorong partisipasi masyarakat agar dapat turut berperan aktif dalam mengelola dan mengembangkan destinasi wisata di daerahnya, salah satunya menggelar pelatihan peningkatan kapasitas SDM kepariwisataan yang dilaksanakan setiap tahunnya,” kata Almuniza, Kamis (27/8/2025).
Selain pelatihan di bidang pariwisata, Disbudpar Aceh juga memberikan perhatian khusus pada pengembangan ekonomi kreatif. Menurut Almuniza, pemerintah daerah secara rutin menyelenggarakan program pelatihan peningkatan kapasitas bagi pelaku usaha ekonomi kreatif. Upaya ini dimaksudkan agar pelaku usaha tidak hanya mampu meningkatkan kualitas produk, tetapi juga bisa memperluas jaringan usaha mereka.
Baca juga: Museum Tsunami Aceh Gelar Pameran Temporal Kebencanaan 2025
“Para pelaku ekonomi kreatif juga rutin dilibatkan dalam expo, pameran, serta kegiatan lain yang dilaksanakan pemerintah. Kegiatan tersebut bermanfaat dalam mendukung promosi dan peningkatan penjualan produk yang dihasilkan,” ujarnya.
Dukungan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut menjadi bagian dari strategi pemerintah daerah untuk memperkuat fondasi ekonomi Aceh di masa depan. Almuniza menilai prospek sektor ini cukup menjanjikan, mengingat pariwisata memiliki efek berganda terhadap berbagai sektor lain.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, akan memberi dampak langsung pada perekonomian masyarakat lokal, mulai dari peningkatan pendapatan pelaku usaha kecil menengah, bertambahnya kebutuhan tenaga kerja di bidang jasa, hingga meningkatnya konsumsi produk lokal.
Ia optimistis sektor pariwisata akan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi Aceh dalam beberapa tahun mendatang. Menurutnya, potensi yang dimiliki Aceh sangat besar, baik dari sisi keindahan alam, warisan budaya, maupun peluang pengembangan destinasi baru. Dengan strategi yang terarah dan dukungan penuh dari berbagai pihak, sektor ini diyakini mampu memberikan sumbangan lebih besar terhadap PDRB Aceh dalam lima tahun ke depan.
“Dengan potensi besar yang dimiliki, Aceh punya peluang kuat untuk meningkatkan sektor ini dalam lima tahun mendatang,” ucap Almuniza.
Data BPS menunjukkan kontribusi sektor pariwisata melalui kategori penyediaan akomodasi serta makan dan minum selama 2024 terus mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Tren ini mengindikasikan adanya perkembangan positif dalam pengelolaan pariwisata yang lebih profesional serta meningkatnya minat wisatawan berkunjung ke Aceh. Meski angka 1,72 persen masih tergolong kecil dibandingkan sektor lainnya, nilai Rp 4,17 triliun menjadi bukti pariwisata telah menjadi salah satu sektor penting dalam struktur ekonomi daerah.
Seiring dengan meningkatnya peran masyarakat dalam pengelolaan wisata, Disbudpar Aceh berkomitmen untuk terus memperkuat kebijakan yang mendukung terciptanya ekosistem pariwisata berkelanjutan.