Gajah Ditemukan Mati di Aceh Timur, Diduga Karena Racun Rumput

Gajah Ditemukan Mati di Aceh Timur, Diduga Karena Racun Rumput
Seekor gajah jantan sumatra ditemukan mati di ladang milik warga di Gampong Alur Pinang, Kecamatan Peunaron, Aceh Timur. Foto: Dok. Polres Aceh Timur.

Komparatif.ID, Idi— Satu ekor gajah ditemukan mati di Aceh timur. Gajah jantan sumatra (Elephas maximus sumatranus) berusia sekitar 17 hingga 18 tahun ditemukan mati pada Selasa (26/8/2025) sore oleh tim patroli Forum Konservasi Leuser (FKL) di ladang warga Gampong Alur Pinang, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur.

Melansir antara, Kapolsek Serbajadi AKP Sudirman mengatakan kematian gajah sumatra jantan tersebut diduga akibat meminum racun rumput milik masyarakat.

“Dugaan sementara, kematian gajah yang bangkainya ditemukan di ladang warga akibat meminum racun rumput,” kata AKP Sudirman di Aceh Timur, Rabu (27/8/2025).

Ia menyebutkan di lokasi ditemukan sebuah gubuk yang dirusak, diduga diobrak-abrik satwa liar tersebut. Di dalam gubuk itu terdapat jerigen berisi racun rumput dalam kondisi terbuka. Cairan itulah yang diduga diminum oleh gajah tersebut.

Sudirman menambahkan, dari hasil penelusuran tim, tidak ditemukan benda tajam atau alat yang dapat menjadi penyebab kematian gajah liar itu. Ia juga memastikan gading gajah ditemukan mati itu tersebut masih utuh.

“Gadingnya juga masih utuh, sehingga dugaan awal penyebab kematian bukan karena perburuan, tetapi cairan racun rumput yang digunakan petani atau pekebun,” ujarnya.

Baca juga: Gajah Pernah Jadi Jantung Peradaban Aceh

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Ujang Wisnu Barata, mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim medis guna memastikan penyebab kematian satwa dilindungi itu.

“Informasi sementara, penyebab kematian gajah tersebut diduga keracunan. Tim medis BKSDA sudah diberangkatkan ke lokasi,” ujarnya di Banda Aceh, Rabu.

Ujang mengajak masyarakat agar tetap menjaga kelestarian satwa liar, khususnya gajah sumatra yang statusnya dilindungi. Ia mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas yang berpotensi menimbulkan konflik dengan satwa liar maupun membahayakan kehidupan satwa tersebut.

“Kami mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa membahayakan diri sendiri maupun satwa liar, serta mencegah terjadinya interaksi negatif antara manusia dengan gajah,” kata Ujang.

Artikel SebelumnyaJalan Penghubung Batee–Grong Grong Rusak, Masyarakat Minta Segera Diperbaiki
Artikel SelanjutnyaBKSDA: Konflik Gajah-Manusia di Aceh Meningkat Pascadamai

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here