
Komparatif.ID, Bangkok— Korban tewas akibat bentrokan bersenjata antara Thailand dan Kamboja terus bertambah. Hingga Minggu (27/7/2025) jumlah korban jiwa dari kedua belah pihak mencapai total 35 orang.
Pemerintah Thailand, mengutip laporan Thai Enquirer, menyebutkan 22 orang warganya tewas, yang terdiri dari 14 sipil dan delapan tentara. Selain itu, sebanyak 140 orang mengalami luka-luka dalam insiden yang terus bereskalasi di sepanjang perbatasan.
Di pihak Kamboja, jumlah korban jiwa dilaporkan mencapai 13 orang. Ketegangan ini memicu evakuasi besar-besaran, dengan puluhan ribu warga dari kedua sisi perbatasan harus meninggalkan rumah mereka demi menghindari dampak konflik yang semakin meluas.
Baca juga: Apa Penyebab Hubungan Thailand dan Kamboja Kembali Memanas?
Perseteruan antara kedua negara kembali meningkat sejak akhir Mei lalu, terutama di kawasan perbatasan yang menjadi titik sengketa, yaitu sekitar Provinsi Preah Vihear di Kamboja dan Provinsi Ubon Ratchathani di Thailand. Wilayah ini memang memiliki riwayat konflik panjang, dipicu oleh klaim tumpang tindih atas batas wilayah.
Kementerian Pertahanan Kamboja melalui juru bicaranya, Maly Socheata, menuduh pasukan Thailand terus memasuki wilayah kedaulatan negaranya dan menembakkan peluru artileri serta roket ke dalam wilayah Kamboja. Tuduhan ini dilaporkan oleh Khmer Times, yang juga mencatat serangan tersebut mengakibatkan kerusakan fisik dan kepanikan di kalangan warga sipil.
“Setidaknya 50 warga sipil Kamboja dan lebih dari 20 tentara juga terluka,” ujar Maly, Sabtu (27/7/2025).
Sementara itu, Juru Bicara Militer Thailand, Richa Suksuvanon, memberikan pernyataan berbeda. Menurutnya, justru pasukan Kamboja yang lebih dulu melepaskan tembakan artileri ke berbagai titik, menyebabkan kerusakan infrastruktur di wilayah Thailand.
Ia menegaskan pihak Thailand akan menghentikan serangan hanya jika Kamboja menyatakan kesediaan untuk bernegosiasi.
Dalam upaya kemanusiaan, Thailand telah menyerahkan jenazah 12 tentara Kamboja yang tewas dalam bentrokan kepada otoritas Kamboja. Proses serah terima dilakukan di pos perbatasan permanen Chong Sa-ngam yang terletak di Distrik Phu Sing, Provinsi Si Sa Ket, Thailand.
Sementara itu, otoritas Thailand dan Kamboja memulai pembicaraan gencatan senjata yang difasilitasi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim serta Dubes Amerika Serikat dan China di Putrajaya, Senin (28/7/2025).
Thailand diwakili Penjabat Perdana Menteri Phumtham Wechayachai, sementara delegasi Kamboja dipimpin langsung Perdana Menteri Hun Manet.