
Komparatif.ID, Banda Aceh—Kadis Kesehatan Aceh dr. Munawar Sp.OG (K), berkunjung ke Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Aceh, Selasa (15/7/2025). Kedatangan dr. Munawar disambut Ketua PWI Aceh Nasir Nurdin, dan sejumlah pengurus.
Dalam anjangsana tersebut, Kadis Kesehatan Aceh dr. Munawar menjelaskan pihaknya merasa perlu merajut hubungan silaturahmi dengan para wartawan, demi meningkatkan kualitas promosi kesehatan, dan menyukseskan program Pemerintah Aceh bidang kesehatan.
Baca: Susahnya Menjadi Dokter Spesialis di Indonesia
Munawar menerangkan, sejumlah penyakit yang semakin meningkat di tengah masyarakat Aceh. penyakit tersebut yaitu hipertensi dan gangguan ginjal.
Di sisi lain, laju vaksinasi juga masih rendah. Hanya 20 persen, masih jauh dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 60 persen.
Jumlah pengidap HIV/AIDS di Aceh juga meningkat. Umumnya menjangkiti lelaki penyuka lelaki. Pihak lain yang membawa HIV/AIDS adalah para suami yang bezina di luar, dan kemudian menularkan kepada istrinya.
Penderita HIV/AIDS agak sulit dilakukan creening. Karena mereka yang datang dari luar yang diduga membawa serta virus tersebut di dalam tubuhnya, tidak dapat dilakukan creening.
Kadis Kesehatan Aceh menerangkan, bila penderita HIV terdeteksi pada usia 20 tahun, maka ia pertama kali terjangkiti pada usia 15 tahun. Ada rentang lima tahun virus tersebut berproses di dalam tubuh, sehingga berhasil menggerogoti imunitas.
Kanker serviks juga patut diwaspadai. Saat ini kanker serviks juga sudah menjangkit para remaja.
“Bila kita memiliki anak perempuan, sejak usia 12 tahun, lakukanlah screening ke puskesmas. Jangan malas, supaya kita bisa melakukan antisipasi,” kata Munawar.
Demikian juga pneumonia. Peradangan paru-paru tersebut juga mesti diwaspadai. Karena bisa menginveksi bayi, anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah.
Tantangan Imunisasi di Aceh
Kadis Kesehatan Aceh menjelaskan, salah satu pekerjaan rumah yang masih sangat besar, yaitu kampanye imunisasi dan vaksinasi. Masih banyak yang menolak vaksinasi, karena terpengerauh informasi tidak benar.
Ia menerangkan, pernah kejadian mobil puskemas dilempari oleh orang tua, karena datang untuk melakukan vaksinasi.
“Banyak orang tua di Aceh menolak imunisasi. Ini tantangan besar yang harus kita selesaikan bersama,” kata Munawar.
Saat ini ada 14 jenis imunisasi yang harus diberikan kepada anak. ia menerangkan saat imunisasi masih 11 jenis tantangannya luar biasa, bayangkan sekarang.
Untuk mengantisipasi rendahnya capaian imunisasi, Dinas Kesehatan Aceh melakukan sejumlah terobosan. Memberikan pemahaman dan konsultasi dengan agamawan, mengedukasi publik melalui narasi-narasi positif di berbagai platform media, serta melatih tenaga terampil di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh.
Pentingnya Peran Media Massa
Ketua PWI Aceh Nasir Nurdin, dalam kesempatan itu menjelaskan kepada Kadis Kesehatan Aceh media massa memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi. Media massa juga memiliki tanggung jawab publik memberikan edukasi kepada masyarakat.
PWI Aceh saat ini merupakan wadah organisasi wartawan yang anggotanya merupakan wartawan lapangan dan para editor dan pemimpin redaksi media massa. Mereka merupakan ujung tombak jurnalistik yang memiliki peran besar dalam menyebarluaskan informasi.
PWI Aceh membuka diri membantu Dinas Kesehatan Aceh, dalam melakukan edukasi kepada masyarakat luas. Untuk itu, dia berharap Dinkes Aceh menyampaikan informasi seputar dunia kesehatan Aceh kepada PWI, supaya dapat disebarluaskan.