
Komparatif.ID, Jakarta— Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) mengirim tim khusus bertemu Duta Besar Turkiye untuk Indonesia Dr. Talip Küçükcan di Jakarta pada Senin (7/7/2025). Pertemuan tersebut membahas berbagai potensi kerja sama bilateral, termasuk program pelatihan tenaga kesehatan Aceh di rumah sakit-rumah sakit terkemuka di Turkiye .
Dalam program ini, tenaga kesehatan dari Aceh, baik dokter maupun perawat, akan mendapatkan pelatihan langsung di fasilitas kesehatan terbaik milik Turkiye.
Pemerintah Aceh hanya diwajibkan menanggung biaya perjalanan, sedangkan seluruh kebutuhan peserta selama mengikuti pelatihan, termasuk akomodasi, konsumsi, hingga fasilitas pelatihan, akan sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah Turkiye.
Selain bidang kesehatan, Turkiye juga berkomitmen mendirikan Turkiye Education and Cultural Center di Banda Aceh. Pusat ini akan menjadi tempat pembelajaran bahasa Turki, promosi budaya, serta penguatan hubungan sejarah antara Aceh dan Turkiye.
Baca juga: Mualem Jajaki Investasi Timur Tengah, Fokus Pariwisata Halal & Infrastruktur
Rencana ini dilengkapi dengan kerjasama beasiswa pendidikan yang memungkinkan mahasiswa Aceh untuk belajar di universitas ternama di Turkiye seperti Universitas Istanbul dan Universitas Ankara, dan sebaliknya mahasiswa Turkiye bisa menempuh studi di Universitas Syiah Kuala serta UIN Ar-Raniry.
Untuk mendukung sektor perdagangan, Pemerintah Aceh juga akan membuka Aceh Trade Center di Istanbul. Pusat ini akan mempromosikan produk unggulan seperti kopi Gayo, nilam, dan produk-produk kerajinan khas Aceh lainnya. Di samping itu, pelatihan bagi wirausaha muda Aceh juga akan digelar di Turkiye guna mendorong daya saing dan inovasi di kalangan pelaku usaha muda.
Ketua DPD HKTI Aceh, Fauzan Kamil, yang juga tergabung dalam tim khusus Gubernur Aceh mengatakan pertemuan ini menjadi langkah maju yang membanggakan. Ia menegaskan Mualem memiliki komitmen kuat untuk membangun masa depan Aceh melalui kemitraan strategis internasional yang konkret dan bermanfaat.
“Gubernur Aceh Mualem berkomitmen memperkuat hubungan Aceh-Turkiye bukan hanya soal sejarah, tetapi juga tentang masa depan yang lebih baik bagi rakyat Aceh,” ujarnya.
Sementara itu, Dubes Talip Küçükcan mengungkapkan Aceh memiliki tempat khusus dalam sejarah Turkiye, dan kerjasama ini bukan hanya bentuk nostalgia, melainkan fondasi untuk membangun masa depan bersama yang lebih baik.
“Aceh memiliki tempat istimewa dalam sejarah Turkiye. Kami sangat antusias untuk mewujudkan kerjasama ini, yang akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak dalam pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi,” terang Talip.
Implementasi awal dari seluruh kesepakatan ini akan dimulai pada September 2025. Tim Pemerintah Aceh dijadwalkan melakukan kunjungan ke Turkiye untuk bertemu dengan ketua parlemen, kamar dagang, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya.
Talip Küçükcan juga dijadwalkan mengunjungi Banda Aceh pada akhir 2025 sebagai bagian dari tindak lanjut pendirian pusat budaya dan pendidikan.
Hadir pada pertemuan tim khusus Gubernur Aceh untuk Relasi Internasional dan Bisnis; Iskandarsyah Bakri, H.M. Fauzan Kamil, Lc, MA, Dr. Suraiya IT, dan Yani Marjani, AY, SE.