Komparatif.ID, Takengon— Aktor pemenang lima kali Piala Citra Reza Rahadian mulai menjalani proses syuting film terbarunya yang berjudul Black Coffee di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. Dalam film ini, Reza memerankan karakter Onot, seorang petani kopi Gayo tuna netra.
Film Black Coffee mengambil latar kehidupan pasangan suami istri yang sama-sama tuna netra dan tetap berjuang menjalani hidup seperti masyarakat pada umumnya. Kisahnya berfokus pada upaya pasangan ini untuk bisa memiliki anak, di tengah berbagai tantangan hidup yang akrab dengan masyarakat Gayo.
Usai acara syukuran film di Hotel Portola Grand Renggali, Takengon, Jumat (4/7/2025), Reza mengungkapkan ketertarikannya pada cerita yang ditawarkan. Menurutnya, cerita ini memberikan sudut pandang yang menarik dan menyentuh tentang kehidupan yang jarang diangkat dalam film.
“Saya melihat ini sebagai cerita yang sangat manusiawi. Tentang cinta, perjuangan, dan harapan dari dua orang yang saling mendukung di tengah keterbatasan mereka,” ujar Reza Rahadian mengutip Antara.
Baca juga: Film Agak Laen Akan di-Remake Jadi Film Korea
Film Black Coffee disutradarai oleh Jeremias Nyangoen yang nge-direct Perempuan Berkelamin Darah (Women from Rote Island) yang memenangkan Piala Citra sebagai Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Penulis Skenario Terbaik. Filmnya kemudian didaftarkan ke Oscar mewakili Indonesia.
Jeremias juga pernah memenangkan Piala Citra sebagai penulis skenario terbaik bersama Masree Ruliat, Monty Tiwa dan John de Rantau lewat film Denias, Senandung di Atas Awan.
Reza Rahadian mengaku tidak ragu bergabung dalam proyek Black Coffe karena kualitas karya sang sutradara yang menurutnya sudah terbukti.
“Dengan rekam jejak seperti itu, saya tidak mungkin menolak,” kata Reza.
Dalam Black Coffee, Reza Rahadian akan beradu akting dengan Sha Ine Febriyanti, pemeran utama film Budi Pekerti. Melalui film itu, Ine Febriyanti didapuk sebagai Pemeran Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2023 (Piala Citra).
Keduanya akan menjalani proses syuting selama satu bulan penuh di berbagai lokasi di dataran tinggi Gayo, dengan Takengon sebagai lokasi utama.
Selain tertarik dengan cerita dan produksi filmnya, Reza Rahadian juga mengungkapkan kekagumannya terhadap keindahan alam Takengon. Ia menyebut pemandangan di daerah tersebut tak kalah indah dibanding tempat-tempat wisata di luar negeri.
“Jujur saya kaget, saya belum pernah ke sini sebelumnya. View-nya luar biasa, indah banget. Bahkan saya bilang, enggak usah jauh-jauh ke Eropa, cukup ke Takengon saja,” ungkap Reza Rahadian.
Reza Rahadian berharap, melalui film ini masyarakat luar bisa mengenal lebih jauh tentang Gayo, terutama potensi wisata dan budaya yang dimiliki Takengon. Menurut Reza, tidak sedikit film yang ikut membantu mengangkat citra sebuah daerah karena latar tempat yang ditampilkan secara kuat dalam cerita.
“Satu set rumah Onot itu di atas gunung, di dataran yang cukup tinggi. Pemandangannya luar biasa. Mudah-mudahan film ini bisa ikut mempromosikan keindahan dan kekayaan alam Takengon ke penonton yang lebih luas,” pungkasnya.