Setengah Hari di Negeri Deli

Setengah Hari di Negeri Deli
Istana Maimun. Foto: Dok Penulis.

Pagi yang cerah masjid bersejarah di negeri Deli itu terlihat sepi dari luarnya. tak jauh dari masjid terlihat ada puluhan orang yang sedang menziarahi komplek makam dimana para pembesar kerajaan dan keturunannya dikuburkan.

***

Kain hijau terpasang di menara masjid berkibar karena hembusan angin. Menurut petugas masjid kain yang bergambar bulan bintang itu selalu dipasang dan diikat di menara masjid saat Hari jumat dan hari besar Islam.

Melihat kain hijau yang terpasang itu penulis teringat akan kain merah yang juga bergambar bulan bintang yang dilarang dan bisa tidak dikibarkan oleh masyarakat yang sudah menerima “kekalahan” untuk berdamai semenjak 15 Agustus 2005 silam.

Pagi yang cerah masjid bersejarah di negeri Deli itu terlihat sepi dari luarnya. tak jauh dari masjid terlihat ada puluhan orang yang sedang menziarahi komplek makam dimana para pembesar kerajaan dan keturunannya dikuburkan.

Di dalam masjid ternyata lumayan ramai orangnya karena lagi ada kegiatan akad nikah.
penulis mendengar bahasa yang tidak asing yakni bahasa Aceh. Ternyata pasangan yang menikah itu salah seorangnya berasal dar Aceh. penulis sempat menyapa beberapa orang diantaranya.

Tak lama kemudian, setelah rombongan akad nikah keluar dari ruangan utama masjid. Penulis lagi duduk yang tak jauh dari galeri bersejarah, sebuah Alquran kuno yang besar dan dipajang dalam etalase khusus, datang seorang pemuda berkulit putih yang kelihatan tidak asing sama seperti wajah anak negeri melayu umumnya.

Dengan sopan ia meminta tolong pada penulis untuk memotretnya dengan kamera.

Setelah itu kami berbicara akrab walau dengan sedikit kendala bahasa.

Karena pemuda sopan itu berasal dari Mandalay, Myanmar. Niang Tin Lun namanya tertulis di akun facebook dengan nama lainnya Abdulrahman. Kemudian kami saling mengikuti di akun facebook masing-masing. kemudian Abdulrahman juga berselfi dengan saya sebagai kenangan.

Baca jugaOrang Aceh Kaya-kaya, Sopir Taksi Online di Medan Bahagia

Pada pertemuan singkat itu banyak hal saya bicarakan dengan Abdulrahman, bahkan kaos putih bersablon gambar Erdogan pun saya perlihatkan padanya.

This is 2015. At that time we celebrated Recep Tayyip Erdogan’s victory in the Turkiye presidential election,” ujar saya

Ia terlihat tersenyum melihat kaos bergambar Erdogan dan tertulis “dimana azan berkumandang disitu tanah airku”.

Masjid bersejarah itu menjadi tempat saya beristirahat setelah perjalanan panjang dari kabupaten yang pernah terjadi peristiwa memilukan. Dimana para santri dan Tgk Bantaqiah ditembak secara berbaris membabi buta oleh serdadu republik di hari Jumat kelam yang sampai hari ini belum ada itikad baik dari republik.

Masjid yang dibangun masa Sultan Maimun itu pun mulai kedatangan jamaah. Saya yang duduk tak jauh dari mimbar khatib dengan leluasa bisa melihat kedatangan jamaah.

Ada tiga jamaah yang datang duduk tak jauh dari saya, pas di depan. Aalah seorang dari mereka membuat saya takjub dengan kewibawaannya. Badan yang tinggi dan tegap menambah nilai kharismanya.

Saat itu saya berpikir; ini bukan orang biasa. Ternyata dugaan saya benar. Berdasarkan pengakuan salah seorang dari mereka, pemuda itu adalah salah seorang kerabat dari kalangan Istana yang tak jauh dari masjid bersejarah ini.

“Kami dari Binjai, ” katanya singkat.

Saya pun memancing pendamping pemuda itu perihal revolusi sosial yang pernah terjadi di Negeri Melayu. Pendamping itu hanya tersenyum dan tidak menjawab dengan jelas perihal itu.

Tak jauh dari saya juga ada jamaah yang wajahnya mengingat saya pada sosok pemeran drama sejarah Turkiye, Ertugrul. Wajah jamaah itu penuh dengan janggut dan jambang yang terurus rapi. Ia juga turut membawakan anak yang masih belia untuk shalat jum’at.

Di belakang saya terpantau juga ada jamaah yang berpakaian polisi dan jamaah yang rambutnya jelas memperlihatkan ia sosok tentara.

Tak terasa jamaah Jumat hampir penuh. Khatib pun naik ke mimbar dengan ditemani oleh dua orang panitia. Yang satu membawa tongkat. Satu lagi menjadi imam salat setelah khatib menyampaikan khutbah.

Pada kesempatan itu, khatib menyampaikan tentang fungsi syariat Islam dalam kehidupan manusia. Ia mengatakan ada 5 fungsinya, yaitu : menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta.

Khatib juga menyampaikan perihal perlunya umat Islam berbuat adil kepada siapapun.

Ia mengisahkan sahabat Nabi yang diutus ke Bani Khaibar. dimana sahabat ini bertugas untuk menghitung infak yang harus dikeluarkan kepada Nabi untuk kemaslahatan umat.

Sahabat nabi berkata : “Wahai umat Yahudi, demi Allah, sungguh kalian adalah makhluk Allah yang paling aku benci. Akan tetapi, kebencianku tidak akan membuatku untuk menzalimi kalian (dengan menaikkan taksiran kharaj melebihi ketentuan syariat). Adapun perhiasan yang kalian tawarkan adalah risywah dan itu harta haram. dan kami tidak makan harta haram.”

Mendengar ini, para tokoh Yahudi berkata,

بهذا قامَتِ السَّمَواتُ والأرضُ

Dengan kejujuran dan keadilan semacam inilah, langit dan bumi menjadi tegak.

Khatib juga membeberkan kenapa perjuangan rasul berdakwah kesuksesannya dalam waktu singkat. Hal itu karena sesuai antara kata dan perbuatan.

Selain itu khatib juga menyampaikan masalah gaya hidup yang berintegritas akan merawat kejujuran. “Jika baik ibadahnya maka maka akan baik gaya hidupnya dan itu pasti sesuai dengan ajaran islam” ujar khatib.

Tak terasa penjelasan khatib yang lancar dan mudah dipahami dalam waktu yang singkat harus diakhiri pula dengan membaca dua rukun khutbah Jumat.

Seiring dengan itu hujan pun turun membasahi bumi Deli yang bertuah. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmatnya untuk negeri Deli, negeri Melayu, Sumatera dan seluruh negeri di dunia ini yang ada umat Islam. Aamin ya rabbal ‘alamin.
Artikel SebelumnyaKelelahan, 3 Kepala Daerah Tumbang Saat Retret di Akmil
Artikel SelanjutnyaNamanya Disebut, Irsyadi Mengaku Tak Pernah Bertemu Alhudri
Muhajir Ibnu Marzuki
Ketua Aliansi Masyarakat Untuk Keadilan (AMUK) Sumatera, Direktur Sumatra Institute.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here