Penurunan Tarif Listrik Tekan Inflasi Aceh pada Januari 2025

Penurunan Tarif Listrik Tekan Inflasi Aceh pada Januari 2025
BPS sebut penurunan tarif listrik berhasil menelaku laju inflasi Aceh pada Januari 2025. Ilustrasi: Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat penurunan tarif listrik memberikan kontribusi besar dalam menekan laju inflasi di Aceh pada Januari 2025.

Meskipun harga bahan pangan mengalami kenaikan, dampak dari turunnya tarif listrik cukup signifikan dalam menjaga stabilitas inflasi di Aceh.

Kepala BPS Provinsi Aceh, Ahmadriswan Nasution, mengatakan inflasi month-to-month (mtm) periode Desember 2024-Januari 2025 untuk kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mencapai -9,97 persen, yang menjadi penyumbang terbesar terhadap deflasi Aceh sebesar -1,59 persen.

“Secara keseluruhan, meskipun harga bahan pangan mengalami kenaikan. Dampak penurunan tarif listrik cukup signifikan dalam menekan laju inflasi,” kata Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution dalam siaran resmi statistik, Senin (3/2/2025).

Selain tarif listrik, beberapa komoditas lain juga turut berkontribusi dalam menekan inflasi mtm, di antaranya tomat sebesar -0,21 persen, angkutan udara, jeruk nipis, dan labu siam masing-masing sebesar -0,01 persen.

Baca juga: Inflasi Aceh Januari 2025 Capai 1,61 Persen, Lhokseumawe Tertinggi

Sementara itu, sejumlah bahan pangan seperti cabai merah, ikan tongkol, ikan dencis, bawang merah, dan cabai rawit menjadi faktor pendorong inflasi di Aceh.

Secara tahunan, Aceh mengalami inflasi year-on-year (yoy) Januari 2024-Januari 2025 sebesar 1,61 persen, yang berarti harga barang dan jasa secara umum naik sebesar 1,61 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sama seperti inflasi mtm, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga mengalami deflasi tertinggi sebesar -7,55 persen, yang memberikan andil besar dalam menahan laju inflasi di Aceh sebesar -1,20 persen.

Tarif listrik menjadi faktor utama yang menekan inflasi Aceh dengan kontribusi sebesar -1,62 persen, disusul oleh tomat -0,28 persen, kangkung -0,07 persen, bensin -0,06 persen, dan angkutan udara -0,03 persen.

Sementara itu, kenaikan harga sejumlah komoditas seperti cabai merah sebesar 0,40 persen, emas perhiasan 0,36 persen, tarif air minum 0,32 persen, minyak goreng 0,29 persen, dan sigaret kretek mesin 0,27 persen menjadi pendorong inflasi yoy di Aceh.

Dari lima kabupaten/kota di Aceh, tiga daerah mengalami deflasi mtm, yakni Meulaboh sebesar -0,44 persen, Banda Aceh -0,47 persen, dan Aceh Tamiang -0,17 persen.

Sementara itu, dua daerah lainnya mengalami inflasi mtm, yakni Aceh Tengah sebesar 0,27 persen dan Lhokseumawe 0,38 persen. Inflasi yoy tertinggi tercatat di Kota Lhokseumawe sebesar 2,41 persen, sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 1,12 persen.

Artikel SebelumnyaInflasi Aceh Januari 2025 Capai 1,61 Persen, Lhokseumawe Tertinggi
Artikel SelanjutnyaImpor Aceh Capai Rp164 M pada Desember 2024

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here