Pada November hingga Desember 2024 lalu, saya bersama rekan-rekan dari dari program studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (USK) mengikuti kegiatan Student Mobility ke School of Physics Universiti Sains Malaysia (USM) di Pulau Pinang, Malaysia.
Student Mobility merupakan Program Merdeka Belajar Kampus Mereka (MBKM) Internasional yang bertujuan untuk mempererat hubungan internasional sekaligus meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam melakukan penelitian.
Banyak hal penting yang kami pelajari selama dua bulan tersebut, seperti melakukan research kecil, penggunaan instrumen canggih, aplikasi teknologi internet of things (IoT) hingga pemahaman pentingnya peran fisikawan dalam pengembangan teknologi kesehatan modern.
Kami mendapatkan kesempatan untuk belajar dan menimba ilmu di sejumlah laboratorium penelitian pada salah satu universitas terkemuka di Malaysia. Karena fokus utama program ini adalah terkait aplikasi fisika di dunia medis, disini kami mempelajari berbagai instrumen penelitian mutakhir dalam bidang applied physics dan medical physics.
Saat di USM saya menyadari pentingnya menggunakan instrumen penelitian yang lengkap dan tepat, terutama dalam memantau berbagai parameter fisika yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan masyarakat.
Disamping itu, pada kesempatan kunjungan ke sebuah rumah sakit di Pulau Pinang, kami juga mendapati bahwa teknologi benar-benar telah memberikan kemudahan dalam mendiagnosis dan merawat pasien.
Alat-alat diagnostik berbasis teknologi seperti MRI dan CT-scan memungkinkan deteksi penyakit pasien lebih dini, tentunya hal ini sangat penting dalam pengobatan penyakit kronis.
Karena itu, tak heran jika banyak warga Indonesia dan juga warga Malaysia tentunya, yang datang untuk berkonsultasi dan berobat ke Pulau Pinang karena fasilitas kesehatan yang sudah sangat maju, serta didukung oleh teknologi diagnostik yang mutakhir.
Pendidikan yang kami terima di USM tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga mengutamakan pengembangan keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia usaha dan dunia industri (dudi).
Kami diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan berbagai alat canggih, mempelajari cara kerjanya, dan mengimplementasikan pengetahuan dalam proyek-proyek riset.
Baca juga: Kesehatan Kunci Indonesia Emas 2045
Selain itu, kolaborasi dengan dosen dan peneliti di USM melalui research kecil juga memperluas wawasan kami dalam pengaplikasian ilmu fisika, yang memiliki dampak besar dalam dunia kesehatan.
Pengalaman pendidikan ini memberikan kami pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana ilmu fisika dapat diterapkan dalam dunia medis, yang sangat penting untuk pengembangan karir kami di masa depan.
Salah satu hal yang juga cukup menarik kami pelajari disini adalah peran sentral fisikawan dalam pengembangan teknologi medis dan riset kesehatan.
Melalui penerapan teori-teori fisika yang kompleks dan instrumen canggih, fisikawan berperan besar dalam mengembangkan alat-alat diagnostik, termasuk alat pencitraan medis (seperti CT scan dan ultrasound), serta perangkat yang digunakan dalam pengobatan presisi.
Pengobatan presisi merupakan pendekatan yang muncul dalam pengobatan dengan memperhitungkan variabilitas individu dalam gen, lingkungan, dan gaya hidup untuk tiap orang.
Pendekatan ini memungkinkan dokter dan peneliti dapat memprediksi secara lebih akurat strategi pengobatan serta pencegahan penyakit tertentu. Dari perspektif teknologi, pengobatan presisi melibatkan perangkat medis atau workstation PC dan sistem Informasi Teknologi.
Perkembangan teknologi pengobatan modern bidang kesehatan, menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antar disiplin ilmu, khususnya antara fisika, teknik, dan kedokteran, guna menghasilkan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.
Pendidikan yang kami terima juga menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang dasar-dasar fisika yang diterapkan dalam teknologi medis.
Selain mempelajari teori, kami juga diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam penelitian dan pengembangan alat medis, yang memungkinkan kami untuk memahami tantangan praktis yang dihadapi di lapangan.
Pendidikan berbasis riset ini diyakini mampu meningkatkan keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk berkontribusi dalam bidang kesehatan. Selain itu, akan mampu mengembangkan solusi inovatif yang dapat digunakan pada pengobatan dan diagnostik medis.
Salah satu pelajaran terbesar yang saya dapatkan selama program ini adalah tantangan dan kesempatan yang datang seiring dengan globalisasi ilmu pengetahuan. Di dunia yang semakin terhubung ini, kolaborasi internasional dalam bidang penelitian menjadi semakin penting.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian.
Namun, dari apa yang kami amati di USM, menunjukkan negara serumpun Malaysia berhasil membangun ekosistem penelitian yang kuat, didukung oleh fasilitas yang lengkap dan pembiayaan yang memadai dalam kegiatan riset.
Pemerintah Malaysia memberikan perhatian besar pada pendidikan dan riset. Hal ini terlihat jelas dari banyaknya fasilitas penelitian yang tersedia di universitas-universitas terkemuka di Malaysia, serta komitmen mereka dalam mendukung riset yang berkelanjutan.
Sebagai contoh, fasilitas penelitian di USM tidak hanya lengkap, tetapi juga sangat terbuka untuk kolaborasi internasional, menjadikan universitas ini sebagai pusat unggulan penelitian di kawasan Asia Tenggara.
Melalui program Student Mobility Fisika di USM, kami mendapatkan banyak pelajaran berharga, baik dalam hal teknik penelitian maupun dalam memahami bagaimana pendidikan dan riset dapat berperan besar dalam kemajuan suatu negara.
Program ini juga menunjukkan pentingnya peran fisikawan dalam memajukan ilmu pengetahuan, baik di bidang kesehatan, teknologi, maupun lingkungan.
Sebagai penutup, keberhasilan dalam riset dan pengembangan teknologi tidak hanya bergantung pada kualitas instrumen yang digunakan, tetapi juga pada dedikasi dan kualitas sumber daya manusia yang terlibat.