Komparatif.ID, Banda Aceh—Karena demi menjaga gengsi di depan kenalan baru, seorang pria di Aceh, harus rela merogoh kocek dalam-dalam. Uangnya tak cukup, untung saja ada temannya yang bersedia memberikan utang.
Kejadian tersebut terjadi beberapa hari lalu. Pada suatu malam di sebuah kafe kelas kaki lima di salah satu kabupaten di Aceh.
Seorang pemuda—sebut saja namanya La’ak—datang ke sebuah kafe. Dia memenuhi janji bertemu dengan seorang kenalan baru yang mengaku masih kuliah.
Baca: Saif Ali Khan Ditikam Perampok di Rumahnya
La’ak tak menyangka bila kenalan baru itu bukan datang sendirian. Tapi membawa empat temannya yang ditaksir oleh saksi mata berusia antara 25 sampai 40 tahun.
“Maaf ya, Bang, saya datang rame-rame. Tadi mereka ke rumah saat saya sedang mengerjakan tugas kuliah. ketika ajakan ketemuan tiba, saya ajak aja mereka sekalian,” kata kenalan baru La’ak.
La’ak tak bisa berbuat apa-apa. Nasi telah menjadi bubur. Dia kadung datang. Lagipula sebagai lelaki sejati, dia tidak boleh terlihat kere di depan kenalan baru. Gengsi gitu dong.
“Tak apa-apa, biar rame ya,” katanya sembari tersenyum, tapi senyum itu agak kecut.
Tak ada yang spesial dalam pertemuan itu. La’ak tidak bisa berkenalan lebih jauh, sebab di keliling kenalan baru itu, terdapat beberapa perempuan berumur, mungkin janda kembang mungkin perawan tua, atau bahkan mungkin mamak di perempuan.
Setelah dikira cukup, pertemuan itu harus berakhir. Sebelum pulang si kenalan baru memesan enam bungkus bakso. Bakso tersebut dibawa pulang untuk adik-adiknya di rumah.
Lagi-lagi La’ak tak bisa menolak. Ia terlampau gengsi menolak, meski sudah mulai merasakan bila dirinya kena peras.
Alhasil, perempuan itu pulang dengan banyak kemenangan. La’ak justru ditinggal dengan perasaan tak menentu, dan tagihan yang membuat urat lehernya sakit. Uangnya tak cukup, untung saja seorang temannya bersedia menalangi sementara waktu.