Komparatif.ID, Suzu— Hingga Sabtu (6/1/2023), Otoritas resmi melaporkan korban tewas akibat gempa Jepang yang melanda prefektur Ishikawa pada Senin (1/1/2024) mencapai 100 orang, sementara lebih dari 211 jiwa masih dinyatakan hilang.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) memprediksi Minggu (7/1/2023) besok wilayah Ishikawa akan dikepung hujan diikuti oleh hujan lebat salju. Tim penyelamat berpacu melawan waktu untuk menyelamatkan korban dari puing-puing.
Wajima, salah satu daerah yang terkena dampak paling parah, menghadapi situasi sulit dengan sekitar 100 lokasi di mana korban-korban dilaporkan masih terjebak di bawah bangunan yang hancur.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, menginstruksikan para pejabat terkait untuk melakukan operasi penyelamatan menyeluruh demi menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.
Namun, upaya penyelamatan dihambat oleh kerusakan jalan di Ishikawa, menyulitkan pengiriman pasokan bantuan. Lebih dari 31.000 orang masih dievakuasi ke 357 tempat penampungan.
Di tengah kondisi yang sulit, tempat penampungan melaporkan masalah kebersihan dan kesehatan mental karena akses terbatas atau bahkan tidak ada air mengalir untuk menyiram toilet.
Baca juga: Peringatan Tsunami Dicabut Usai Gempa 7.6 SR Mengguncang Jepang
Pemerintah Prefektur Ishikawa merencanakan pembangunan rumah sementara bagi warga terdampak, tetapi pembangunan tersebut baru akan dimulai pada Jumat pekan depan karena kesulitan akses.
Gempa susulan terus mengguncang wilayah Noto, dengan gempa berkekuatan 5,3 mencapai intensitas seismik Jepang skala 7 pada Sabtu pagi. Situasi semakin rumit dengan adanya tsunami yang mencapai bibir pantai, menyebabkan tenggelamnya perahu nelayan dan merusak banyak bangunan.
Di tengah kehancuran, upaya identifikasi korban terus dilakukan. Melansir Japantimes, rumah-rumah yang berisi korban jiwa akan ditandai dan dibiarkan hingga petugas koroner dapat datang bersama kerabatnya untuk mengidentifikasi jenazah.
Situasi listrik dan air juga menjadi masalah serius, dengan sekitar 23.800 rumah tangga tanpa listrik dan lebih dari 66.400 rumah tangga tanpa air bersih di wilayah Ishikawa. Pemadaman ini juga mempengaruhi rumah sakit dan fasilitas perawatan lansia serta penyandang disabilitas.