4 Pohon Penyerap Karbon Terbesar

4 Pohon Penyerap Karbon Terbesar
Angsana merupakan pohon paling banyak menyerap karbon dioksida. Dalam setahun angsana dapat menyerap 1.500 pound karbon dioksida. Foto: lindungihutan.com.

Komparatif.ID- Di antara 60.000 spesies pohon di dunia, terdapat 4 pohon penyerap karbon terbesar. Pohon-pohon penyerap karbon terbesar tersebut ternyata tumbuh di sekeliling kita. Bahkan bisa jadi pernah kita panjati tatkala sedang bermain-main, atau untuk kebutuhan lainnya.

Apa saja 4 pohon penyerap karbon terbesar?
  1. Angsana

Pohon angsana dalam bahasa Aceh disebut bak asan, merupakan salah satu pohon yang mampu menyerap karkon dioksida sebanyak 1.500 pound setiap tahun. Saat ini menurut hasil penelitian, merupakan pohon terbaik di dunia dalam menyerap karbon dioksida.

Angsana yang merupakan tumbuhan kayu keras dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan) memiliki kayu keras berwarna kemerah-merahan. Daging kayunya sangat padat dan dengan demikian sangat berat. Di dalam perdagangan perkayuan, masuk dalam kelompok narra atau rosewood.

Baca: Tiram Jumbo, Kenikmatan Dalam Kelembutan

Di masa lalu, masyarakat Nusantara menjadikan angsana sebagai salah satu kayu favorit. Angsana menjadi kayu favorit karena kekuatan bahannya, warna, serta keindahan motifnya.

Namun saat ini, angsana bukan lagi kayu yang menjanjikan secara ekonomi. Ditanam sebagai peneduh jalan, dan dianggap pohon yang tidak menarik di luar kepentingan menghasilkan kanopi alam untuk jalan raya.

Di Papua Nugini angsana tidak boleh diekspor secara mentah. Harus diolah terlebih dahulu sebagai produk yang siap pakai.

Mengingat tekanan yang tinggi atas populasinya di alam, sejak 1998 Badan Konservasi Dunia IUCN telah memasukkan Pterocarpus indicus ke dalam kategori Rentan (VU,vulnerable).

  1. Akasia

Akasia menduduki peringkat nomor 2 dari 4 pohon penyerap karbon terbesar. Pohon akasia mampu menyerap karbon 440 pounds per tahun.

Akasia merupakan pohon yang memiliki banyak spesies di seluruh dunia. Menurut catatan, hingga 2005, terdapat 1.300 spesies di seluruh dunia.

Dengan jumlah mencapai 1.300 spesies, 960 di antaranya flora asli Australia. Sisanya tersebar di daerah tropis ke daerah hangat dan beriklim sedang dari kedua belahan bumi, termasuk Eropa, Afrika, Asia selatan, dan Amerika .

Genus ini dibagi lima, dengan nama Acacia hanya digunakan untuk spesies Australia, dan sebagian besar spesies di luar Australia dibagi menjadi Vachellia dan Senegalia.

  1. Mangga

Bagi orang Indonesia, mangga merupakan buah populer. Mangga gedong gincu merupakan mangga paling populer di Indonesia. Lalu, mengapa mangga menjadi 4 pohon penyerap karbon terbesar? Karena mangga mampu menyerap karbon dioksida hingga 440 pound per tahun.

Mangga atau dengan nama lain mempelam, ampelam, dan di Aceh disebut mamplam, merupakan pohon berusia panjang yang buahnya dapat dimakan. Dapat dimakan mentah ataupun setelah diolah. Mangga merupakan buah wajib di dalam rujak.

Apakah kamu sering mengambil buah mangga milik tetangga secara diam-diam di masa kamu kecil? Bila iya, segeralah minta maaf. Karena mengambil tanpa izin sama dengan mencuri.

  1. Sawo

Sawo dalam bahasa Aceh disebuh saoh. Buahnya bila telah masak rasanya sangat manis. Sawo merupakan salah satu buah-buahan yang dijual dengan harga tak pernah murah.

Di dalam lingkungan hidup, sawo punya peranan penting dalam menjaga kebersihan udara. Pohon sawo merupakan tumbuhan berumur panjang yang dapat menyerap karbon dioksida hingga 331 pound per tahun. Dengan kemampuan demikian, sawo masuk 4 pohon penyerap karbon terbesar.

Sawo merupakan tanaman buah yang berasal dari Amerika Tengah, Meksiko, Hindia, dan Jawa. Karena merupakan tumbuhan tropis sehingga sangat mudah tumbuh di Indonesia. Buah sawo merupakan buah paling populer di Asia Tenggara. Karena Asia Tenggara merupakan produsen utama sekaligus konsumen utama sawo.

Kayu sawo memiliki kualitas sangat baik. Termasuk kayu keras, berat dan dagingnya bertekstur halus. Warna daging kayunya merah. Sering digunakan untuk bahan perabot dan ukir-ukiran. Kayu batang sawo juga digunakan untuk membuat gasing. Gagang cangkul terbaik dibuat dari batang sawo tua.

Di Aceh dan Indonesia secara umum, sawo ditanam sebagai pelengkap kebun. Tidak ditanam sebagai tumbuhan tunggal. Biasanya berdampingan dengan mangga, rambutan, dan lain-lain.

Apakah Anda terkejut setelah membaca artikel 4 pohon penyerap karbon terbesar? Ternyata empat pohon tersebut ada di Indonesia. Khusus akasia sering dianggap hama karena tingkat penyebarannya yang sangat cepat. Okupasinya di alam dibantu oleh angin yang meniupkan bunga-bunganya yang telah kering. Di mana saja, asalkan berhasil bertemu tanah, benih akasia akan segera tumbuh, dan kemudian mengokupasi lahan.

Akasia juga dikenal sebagai tanaman industri yang dipergunakan sebagai bahan baku kertas. Akasia telah dibudidayakan dalam bentuk perkebunan skala luas. Tentu saja budidaya ini karena tingkat tumbuh dan berkembangnya yang sangat cepat.

Apakah Anda sering tidur di bawah angsana? Pernahkah Anda jatuh dari pohon mangga? Berapa kali dalam hidup Anda pernah memanjat sawo demi memetik buahnya yang ranum? Tapi yang pasti Anda jarang bermain di dalam kebun akasia, bukan?

Demikian 4 pohon penyerap karbon terbesar, semuanya ada di sekitar kita. Mari tambah jumlah populasinya, supaya alam kita kembali mendapatkan pelindung bertenaga prima. Mari tanam salah satu dari 4 pohon penyerap karbon terbesar.

Artikel SebelumnyaPrabowo: Karena Rakyat Saya Kembali Maju di Pilpres 2024
Artikel SelanjutnyaPj Gubernur Lantik 2 Direktur Bank Aceh
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here