Mendagri Malaysia Minta ABF Masuki Industri Halal

Mendagri Malaysia
Mendagri Malaysia Dato Sri Shamsul Anwar nasarah (dua dari kanan) menerima cendera mata dari Ismail Rasyid (dua dari kiri), seusai pertemuan antara mendagri Malaysia dengan APBF di Grand Hyatt Hotel, Kuala Lumpur, Senin (12/6/2023) malam. Ikut serta dalam momen itu inisiator ABF Muslim Armas (kiri) dan Ketua Komasa Datuk H. Mansur Usman (kanan). Foto: Komparatif.ID/Muhajir Juli.

Komparatif.ID, Kuala Lumpur–Wakil Mendagri Malaysia Dato Sri Shamsul Anuar Nasarah, meminta Aceh Business Forum (ABF) merambah industri halal. Saat ini industri halal sedang sangat diminati di Malaysia.

Dalam pertemuannya dengan delegasi ABF dan sejumlah pelaku niaga asal Aceh di Malaysia, Senin (12/6/2023) malam di Grand Hyatt Hotel, Kuala Lumpur, Wakil Mendagri Malaysia Dato Sri Shamsul Anuar Nasarah menyampaikan industri halal merupakan perniagaan yang perlu dimasuki oleh Aceh Business Forum (ABF). Karena di Malaysia, industri tersebut sedang sangat bergeliat.

Industri halal di Malaysia diproyeksikan tumbuh 113,2 miliar USD pada tahun 2030. Kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 8,1 persen pada tahun 2025 melalui Halal Industry Master Plan (HIMP) 2030.

Baca: Warek IV USK Rintis Ker Jasa dengan Perusahaan Besar di Port Klang

Terlepas dari tantangan besar dampak Covid 19 dan ketidakpastian ekonomi global, menurut Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia (MITI), ekspor halal Malaysia melanjutkan peningkatan pertumbuhannya pada tahun 2022 dengan total nilai ekspor halal RM59,46 miliar, dan meningkat sebesar RM23,16 miliar atau 63,8 persen dari angka tahun sebelumnya. Ini perkembangan yang bagus.

Wakil Mendagri Malaysia juga mengatakan di depan inisiator ABF Ismail Rasyid, Muslim Armas, Munzir Al Munir, Arief Jamaluddin, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kemitraan & Bisnis Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Taufiq Saidi, dan sejumlah pelaku niaga seperti Ketua Koperasi Komasa Malaysia Datuk H. Mansur Usman, pengusaha property Roza, pengusaha periklanan dan printing Adista Amaliyah, pengusaha chemical industry Oscar Zahlul Pasha, dan sejumlah orang lainnya, menjelaskan sektor utama ekonomi halal Malaysia saat ini makanan dan minuman.

Sektor makanan dan minuman Malaysia memasok nilai ekspor sebanyak RM27,84 miliar, yaitu 46,8 persen dari jumlah ekspor halal Malaysia.

“Penyumbang kedua terbesar lainnya adalah bahan halal, yang mencatatkan peningkatan sebanyak 73,1 persen dari angka tahun lepas menjadi RM23,35 miliar atau 39,3 persen dari jumlah eksport halal. Ini adalah angka yang diumumkan oleh MITI,” sebut Wakil Mendagri Malaysia.

Sektor kosmetik dan perawatan tubuh juga menampilkan nilai ekspor halal RM3,49 miliar, meningkat 43,5 persen dari angka tahun sebelumnya.

“Sementara itu, banyak lagi sektor ekonomi yang boleh dimasuki oleh rekan-rekan niaga dari ABF Aceh antara lain minyak sawit derivatif , Kimia industri , farmaseutikal dan sebagainya,” sebut Wakil Mendagri Malaysia Dato Sri Shamsul Anwar Nasarah.

Wakil Mendagri Malaysia: Kedua Negara Beri Perhatian Besar

Ia juga menjelaskan, Indonesia dan Malaysia menaruh perhatian penting pada sektor industri halal. Kedua negara telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) tentang industri halal. Oleh karena itu, ABF sebagai himpunan para pengusaha Aceh, perlu memasuki segmen tersebut.

Produk dan logo halal Malaysia yang disijilkan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) sudah dapat memasuki pasar Indonesia tanpa halangan setelah penandatanganan MoU tersebut.  JAKIM juga mengeluarkan peraturan seluruh produk yang telah mendapatkan logo halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) selaku badan perizinan halal di Indonesia, juga dapat memasuki pasar Malaysia.

“Kedua badan saling mengakui. Semua ini membawa kebaikan kepada industri halal kedua negara yang merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Pengusaha Pengusaha Aceh,” kata Wakil Mendagri Malaysia.

Bincang Niaga Dengan Pengusaha Aceh di Malaysia

Usai berdiskusi dengan Wakil Mendagri Malaysia, ABF menggelar diskusi dengan puluhan pengusaha Aceh yang bermukim di Malaysia. Diskusi yang diberi tajuk “Bincang-bincang Niaga” tersebut berlangsung seru. Para penggawa ABF mendengar dengan seksama penjelasan beberapa pengusaha dan akademisi Aceh yang ada di Malaysia.

Fahmi M. Nasir, yang merupakan seorang akademisi asal Aceh, menjelaskan cukup panjang perihal para pelaku niaga besar di Malaysia yang sangat berpengaruh di sana. Ia juga menyampaikan peran-peran politik yang dapat diambil demi membangkitkan dunia usaha antara ABF dan sejawat di Malaysia.

Ismail Rasyid dalam kesempatan itu mengatakan ABF merupakan forum ekonomi lintas pengusaha yang ada di Aceh, Jakarta, Malaysia, dan wilayah-wilayah lain di dunia. Mereka yang selama ini bergerak sendiri-sendiri, dengan lahirnya ABF, dapat bergerak secara beriringan.

ABF juga memberikan ruang kepada pelaku UMKM untuk berkiprah lebih luas. Termasuk meningkatkan kapasitas untuk naik kelas menjadi peniaga-peniaga lebih besar di kemudian hari.

para pegiat ekonomi asal Aceh di Malaysia, menyambut baik kegiatan bincang-bincang niaga yang diinisiasi oleh ABF. Mereka telah begitu lama merindukan perekatan antar pelaku ekonomi, dengan tujuan saling menumbuhkan, dan saling memberikan kontribusi untuk Aceh tercinta.

Artikel SebelumnyaKenakalan Remaja Jadi Perhatian Polsek Blang Mangat
Artikel SelanjutnyaRobusta & Nilam Harus Kembali Maju di Aceh Jaya
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here