
Komparatif.ID, Banda Aceh— Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh mencatat sebanyak 65 Sekolah Luar Biasa (SLB) di Aceh siap melaksanakan proses belajar mengajar pada 5 Januari 2026 mendatang, meskipun sebagian sekolah masih dalam tahap pemulihan pascabencana banjir dan longsor yang terjadi pada akhir November 2025 lalu.
Dari total 69 SLB yang berada di bawah kewenangan Disdik Aceh, masih terdapat empat sekolah yang belum dapat beroperasi karena mengalami kerusakan berat.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Aceh per 28 Desember 2025 pukul 15.49 WIB, empat SLB yang belum siap tersebut masing-masing satu sekolah berada di Kabupaten Aceh Tamiang dan tiga sekolah di Kabupaten Aceh Utara.
Plt Kadisdik Aceh, Murthalamuddin, menyampaikan sekolah yang mengalami kerusakan berat di Aceh Tamiang adalah SLB Negeri Pembina Aceh Tamiang. Sementara di Aceh Utara, sekolah yang terdampak parah meliputi SLB Blang Jruen, SLB Negeri Bina Bangsa Syamtalira Aron, serta SLB Swasta Harapan Bangsa Aceh Utara.
Murthalamuddin menjelaskan kondisi kerusakan pada empat sekolah tersebut tidak memungkinkan lagi untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurutnya, bangunan sekolah harus dibangun ulang karena tingkat kerusakan yang sangat berat.
“Sekolah yang rusak berat ini tidak bisa difungsikan lagi, harus dibangun ulang,” kata Murthalamuddin, Senin (29/12/2025).
Secara keseluruhan, Disdik Aceh mencatat sebanyak 26 SLB terdampak bencana banjir dan longsor akhir November lalu. Dari jumlah tersebut, 13 sekolah mengalami kerusakan ringan, sembilan sekolah rusak sedang, dan empat sekolah rusak berat.
Baca juga: Disdik: PBM Sekolah di Aceh Dipastikan Mulai 5 Januari 2026
Meski demikian, Pemerintah Aceh tetap mendorong agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sesuai jadwal, sepanjang kondisi sekolah memungkinkan dan keselamatan siswa tetap terjaga.
65 SMK Terdampak Bencana Siap Gelar PBM
Selain SLB, Disdik Aceh juga mencatat kesiapan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang terdampak bencana. Dari total 227 SMK di Aceh dengan jumlah siswa mencapai 204.219 orang, sebagian besar sekolah tidak terdampak langsung banjir bandang dan longsor yang terjadi pada 26 November 2025. Namun, terdapat sejumlah SMK yang mengalami kerusakan.
Murthalamuddin menyebutkan sebanyak 65 SMK terdampak bencana sudah siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada awal Januari 2026.
Sementara itu, masih terdapat 41 SMK yang belum siap beroperasi karena mengalami kerusakan. Sekolah-sekolah tersebut tersebar di beberapa daerah, antara lain satu SMK di Aceh Barat, satu SMK di Aceh Singkil, enam SMK di Aceh Tamiang, dan tiga SMK di Aceh Timur. Selain itu, SMK terdampak juga terdapat di Aceh Utara, Pidie Jaya, Bireuen, serta Kota Langsa.
“Sekolah terdampak yang sudah siap menggelar kegiatan belajar mengajar 65 SMK, dan ada 41 SMK yang belum siap karena mengalami kerusakan,” terangnya.
Pemerintah Aceh hingga kini masih terus melakukan pendataan terhadap sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan akibat bencana.
Murthalamuddin menyampaikan banyak fasilitas pendidikan yang rusak atau bahkan terseret banjir sehingga tidak dapat digunakan. Untuk itu, Pemerintah Aceh meminta dukungan pemerintah pusat agar pembangunan kembali fasilitas pendidikan yang rusak berat dapat segera dilakukan, sehingga anak-anak di daerah terdampak dapat kembali bersekolah.
“Kita juga meminta pemerintah pusat untuk membangun kembali fasilitas pendidikan yang terdampak bencana, terutama yang rusak berat, agar anak-anak kita bisa sekolah lagi,” imbuhnya.











