Komparatif.ID—Pelakor syariah merupakan salah satu tipe perempuan perebut lelaki—suami—orang yang nyata-nyata ada dan berada di dalam komunitas sosial kita.
Istilah pelakor syariah memang menimbulkan kontroversi. Tapi tidak dapat ditolak, karena faktanya, pelakor jenis ini menggunakan trik-trik bernuansa religi dalam operasi merebut suami bunda sekalian.
Konsultan Spiritual Rumah Tangga, Meida atau sering disapa Mbak Meida menyebutkan terdapat lima tahapan pelakor syariah dalam upayanya merebut suami orang, supaya sang lelaki yang ditarget, masuk ke dalam pelukannya.
Baca: 5 Tipe Ani-ani Berdasarkan Cara Mereka Merebut Suami Orang
Apa saja tahapan ditempuh oleh pelakor ber-cover religius, supaya berhasil memikat dan mengikat pria beristri yang menjadi target operasinya?
Lima Tahapan Jeratan Pelakor Syariah
- Curhat spiritual
Dalam upayanya merebut suami bunda, pelakor syariah memulainya dengan tahapan paling umum; memuji melalui kata-kata sederhana. Ia akan datang ke suami Anda sembari menyampaikan kekaguman-kekaguman sederhana.
“Bagaimana sih cara kamu me-manage waktu? Kamu sangat sibuk di kantor, tapi masih sempat Salat Dhuha. Kamu tuh idaman, Mas. Kamu gak malu dibawain bekal istrimu. Di mana sih aku bisa dapatin laki-laki kayak kamu?”
Kalimat seperti itu merupakan bentuk komunikasi paling awal, dalam rangka ia melakukan pendekatan. Sang wanita akan menciptakan suasana yang disebut curhat spiritual. Dengan menggunakan mimik wajah polos, ia berikhtiar mendapatkan simpati dari suami bunda.
Bila tahapan curhat spiritual berhasil, dia akan meningkatkan operasinya ke tahapan selanjutnya.
- Bombardir Validasi
Pada tahapan ini, si wanita akan lebih sering minta tolong. Mengaku hidupnya lebih baik, ibadahnya lebih rajin semenjak kenal suami bunda. Lalu dia beri pujian, ucapan terima kasih, sentuhan kecil seperti menepuk pundak, menyentuh bahu, pegang tangan.
Tindakan-tindakan kecil berbentuk validasi tersebut, tanpa disadari, telah menjerat alam bawah sadar suami bunda. Suami bunda diam-diam merasa diakui, merasa dihargai, merasa istimewa, dan mulai masuk pada kesimpulan, “Akulah pahlawannya.”
Pada tahap kedua ini si wanita melakukan testing. Dia akan melakukan ujicoba, apakah benar suami orang sudah masuk jeratannya?
Seorang pria beristri yang telah masuk perangkap pelakor dapat ditandai dengan rela menghabiskan waktunya untuk si pelakor. Kemudian tanpa diminta, akan memberikan perhatian. Selalu saja ada inisiatif demi membuat si pelakor bahagia.
“Bila suami bunda sudah melakukan itu kepada wanita lain, fix dia sudah terjerat,” sebut Mbak Meita.
- Pengakuan cinta tersirat
Bila si lelaki target telah terjerat, maka langkah selanjutnya yaitu si wanita pelakor mulai mengajukan kalimat-kalimat yang lebih jelas. Dia mengatakan dirinya butuh imam, butuh pendamping hidup yang pekerja keras, hormat kepada wanita.
“Aku tuh capek kenal banyak pria. Tapi tak ada yang cocok. Tapi Mas lain. Alim, baik. Aku butuh imam seperti Mas. Baik, alim, pekerja keras, dan hormat kepada wanita.”
Menurut Meita, kalimat seperti di atas merupakan bentuk pengakuan cinta tersirat. Obrolan-obrolan yang semakin deep, melahirkan rasa yang kian dalam, tahu-tahu mereka berdua resmi telah berselingkuh.
- Mengunci syahwat
Ini tahap keempat. Pelakor syariah mengajak suami bunda bertukar cairan. Dia akan tanya ke suami bunda fantasinya selama ini. Apa kekurangan istri pas dikasur. Lalu si wanita akan kasih servis ugal-ugalan.
Suami bunda akan mabuk kepayang, terkagum-kagum, dan bahagia luar biasa. Energinya meningkat drastis, hormon oksitosin dan prolactin diproduksi sangat banyak, yang membuat ia benar-benar merasa sangat nyaman dan bahagia.
- Mengikat lahir batin
Permainan emosi ala pelakor syariah diaktifkan di tahap ini. Dia membiarkan suami bunda tetap bersama Anda dan gak bikin suami benci istrinya. Dia ingatkan suami bunda untuk rajin ibadah dan menjaga perasaan istri.
Ini trik manipulatif yang membuat suami bunda terdoktrin. “Masyaallah ini wanita sangat tulus. Ikhlas menerima kondisiku. Rela dijadikan yang kedua.”
Manipulasi emosinya mendorong suami bunda masuk perangkap sukarela. Akhirnya si pelakor syariah dibela habis-habisan. Bila ini sudah terjadi, bunda sekalian tahu kan seperti apa ujungnya?
Bunda sekalian, hidup berumah tangga memang penuh dinamika. Hubungan antara suami dan istri kerapkali mengalami pasang surut. Kadang kita tidak bisa melawan jalan takdir. Tapi juga seringkali jalan takdir tercipta karena dinamika di dalam rumah tangga yang tidak kita selesaikan.
Bunda, orang ketiga di dalam perkawinan, hadir karena banyak alasan. Penyebabnya selalu tidak tunggal. Tapi kehadirannya bisa disebabkan oleh cara kita memperlakukan suami, keluarga suami, dan relasi sosial suami kita.
Tips paling sederhana dalam ikhtiar menjaga keharmonisan keluarga, pasanglah cermin besar di dalam kamar tidur. Jaga kebersihannya setiap saat. Sering-seringlah becermin kala sendirian. Jangan kagumi diri di depan cermin. Tapi intropeksi diri di dalam bahtera berumah tangga.