Komparatif.ID, Magelang— Hingga Kamis (5/12/2024) pukul 16.50 WIB, 49.246 masyarakat telah menandatangani petisi di laman change.org yang diajukan untuk Presiden Prabowo Subianto untuk segera memecat Miftah Maulana Habiburrahman, atau lebih dikenal dengan Gus Miftah, dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden.
Posisi Utusan Khusus Presiden sendiri diketahui merupakan jabatan publik yang mendapatkan hak keuangan yang bersumber dari APBN dan fasilitas setara Menteri/Wakil Menteri.
Sebelumnya, Miftah jadi bahan perbincangan warganet bukan karena prestasinya. Tapi karena ucapannya yang dinilai menghina seorang pedagang es teh.
Dalam sebuah video yang disitat Komparatif.ID, penceramah pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Yogyakarta, sembari guyon menghina seorang pedagang es teh yang sedang menjajakan dagangannya di tengah hadirin yang mengikuti ceramah Miftah.
Saat penjual es teh sedang melintas di tengah jubelan jamaah, para jamaah yang umumnya ibu-ibu, meminta Miftah memborong dagangan sang pedagang kecil.
Baca juga: Dihina Gus Miftah, Surhaji Penjual Es Teh Tuai Berkah
Sembari tertawa, Miftah justru mengatakan pedagang es teh tersebut goblok.
“Es tehmu seh okeh ra? (Es teh mu masih banyak gak?) masih? Yo kono didol goblok (Ya sana dijual bodoh),” kata Miftah sembari terpingkal-pingkal. Seorang pria yang duduk di samping Miftah juga terpingkal-pingkal.
Hadirin juga terbahak. Hanya pedagang es teh yang terlihat bengong. Raut wajahnya datar. Ia mungkin kaget disebut goblok oleh Miftah.
“Dolen disek, ngko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir)” katanya lagi.
Pemrakarsa petisi pencopotan Miftah dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden, Dika Prakasa, menyebut Miftah sebagai agamawan sekaligus pejabat publik tidak pantas mengucapkan kalimat kasar seperti itu untuk seseorang di depan umum.
“Terlepas dari pro dan kontra, rasanya tidak pantas seorang yang banyak berbicara tentang agama mengucapkan kalimat kasar yang ditujukan untuk seseorang di depan umum,” tulisnya.
Menurutnya, bagi masyarakat tindakan Miftah tidak hanya mencoreng nama baik pribadinya, tetapi juga memberikan dampak negatif pada citra pemerintahan Prabowo. Jika tindakan ini terus dibiarkan, maka kepercayaan publik terhadap jajaran pemerintahan bisa ikut terguncang.