
Komparatif.ID, Banda Aceh— Dua dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh berhasil masuk daftar Top 2% Scientist Worldwide (single-year) 2025 yang dirilis tim Stanford University bekerja sama dengan penerbit Elsevier. Daftar tersebut diumumkan pada 19 September 2025 dan menjadi salah satu rujukan penting dalam pemetaan pengaruh ilmuwan dunia berbasis data Scopus.
Kedua dosen UIN Ar-Raniry yang masuk daftar adalah Prof. Muhammad Siddiq Armia dari bidang Hukum dan Pendidikan serta Prof. Mursyid Djawas dari bidang Sejarah dan Studi Historis.
Kehadiran mereka menempatkan UIN Ar-Raniry sejajar dengan universitas-universitas ternama lain di Indonesia yang selama ini lebih sering mendominasi daftar pengakuan internasional.
Rilis Stanford dan Elsevier mencatat sebanyak 209 peneliti Indonesia masuk dalam daftar tahun ini, dengan lima nama berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Capaian tersebut meningkat tajam dibanding periode 2023–2024, hanya satu nama dari PTKIN yang berhasil masuk.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amin Suyitno, menilai kehadiran lima ilmuwan PTKIN dalam daftar ini menunjukkan transformasi mutu riset dan kolaborasi internasional di kampus keagamaan negeri berada di jalur yang tepat.
Selain capaian individu, UIN Ar-Raniry Banda Aceh juga mencatat prestasi institusional yang signifikan. Dalam SCImago Institutions Rankings (SIR) 2025 yang dirilis pada April lalu, kampus tersebut menempati peringkat pertama kinerja riset di luar Pulau Jawa dan menduduki posisi keempat nasional.
Baca juga: Budaya Bisa Berubah Gara-Gara AI? Begini Penjelasan Guru Besar Antropologi UIN Ar–Raniry
UIN Ar-Raniry menjadi satu-satunya PTKIN yang masuk lima besar nasional, bersanding dengan Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Pertanian Bogor.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman, menyebut pencapaian itu sebagai hasil konsistensi dan kerja keras sivitas akademika dalam membangun budaya riset yang berkualitas.
Ia menegaskan UIN Ar-Raniry terus mendorong peningkatan kualitas tata kelola riset serta memperkuat jaringan kolaborasi internasional.
Menurutnya, pengakuan dunia terhadap dosen-dosen UIN Ar-Raniry menjadi bukti nyata bahwa PTKIN memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan global.
“Ini adalah hasil kerja keras sivitas akademika. Kami terus mendorong budaya riset berkualitas di berbagai bidang,” ujarnya di Banda Aceh, Selasa (23/9/2025).
Daftar Top 2% Scientist Worldwide disusun oleh tim yang dipimpin Prof. John P. A. Ioannidis dari Stanford University. Penilaian dilakukan dengan menggunakan sejumlah indikator seperti jumlah sitasi, indeks H, dan pengaruh co-authorship. Daftar ini kerap dijadikan tolok ukur untuk memetakan kualitas dan pengaruh akademik seorang peneliti di bidangnya masing-masing.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Arskal Salim, menyebut peningkatan jumlah peneliti PTKIN dalam daftar tahun ini menandai lonjakan prestasi signifikan. Ia menegaskan capaian tersebut lahir dari fondasi tata kelola riset yang semakin kuat, pendampingan publikasi internasional, serta kolaborasi lintas negara yang kian intensif.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, menambahkan bahwa lima nama yang masuk daftar 2025 menjadi sinyal kuat kesiapan PTKIN untuk melangkah lebih jauh.
Menurutnya, target ke depan bukan hanya sekadar masuk daftar bergengsi, tetapi memastikan riset yang dihasilkan berdampak nyata pada literasi, moderasi beragama, hingga pengembangan sains terapan.