Komparatif.ID, Banjarnegara— Kepolisian Resor Banjarnegara, Jawa Tengah berhasil mengungkap kasus penipuan berujung pembunuhan oleh dukun dengan modus penggandaan uang.
Pelaku Slamet Tohari (45 tahun) mengaku kepada polisi puluhan 12 korbannya ia kebumikan di tanah miliknya. Kini dukun tersebut telah didakwa atas pembunuhan berencana.
Kepada polisi, Slamet mengatakan ia dapat menggandakan uang klien secara magis, namun saat para korban menagih uang kembali, mereka dibunuh.
Sebelum Slamet ditangkap pada pekan lalu, Kepolisian Jateng mengatakan bahwa dukun tersebut merupakan residivis dan dijebloskan ke penjara atas kasus peredaran uang palsu pada 2019 lalu di Pekalongan. Sebelumnya, Mbah Slamet juga dibekuk atas kasus peredaran uang palsu di Banjarnegara.
“Jadi di Pekalongan tahun 2019, Slamet Tohari pernah ditangkap atas kasus pengedaran uang palsu dan sebelum 2019 juga pernah ditangkap dengan kasus yang sama yaitu pengedaran uang palsu,” kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, Kamis (6/4/2023).
Baca juga: YARA Komit Dampingi Kasus Ancaman Pembunuhan Jurnalisa Hingga Tuntas
Keluarga tidak bisa menghubungi Paryanto sejak 24 Maret.
Kejahatan Slamet terbongkar karena Paryanto memberi tahu putranya lokasi dirinya melalui pesan WhatsApp, dan meminta untuk memberi tahu polisi jika dia tidak kembali pada 26 Maret.
Pihak berwenang kemudian pergi ke rumah Tohari di desa Desa Balun, Kecamatan Wanayasa pada hari Senin (26/3/2023), mereka menemukan beberapa kuburan dangkal di lokasi terdekat.
Beberapa kuburan memiliki dua hingga tiga korban yang dikubur bersama. Di setiap kuburan juga ditemukan sebotol air mineral. Polisi mengatakan para korban berusia antara 25 dan 50 tahun, dan beberapa telah dikuburkan selama enam bulan. Tubuh mereka tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan.
Dukun Slamet telah membunuh korbannya sejak 2020.
Polisi mengatakan Slamet membujuk korbannya ke rumahnya untuk ritual siang hari, ia kemudian akan memberi mereka minuman yang dicampur dengan potasium sianida dan obat penenang.
Polisi juga menahan seorang kaki tangan yang mempromosikan layanan penggandaan uang di media sosial. Namun Slamet mengaku bergerak sendiri.