Zulhelmi, Wartawan Jenaka yang Pergi Dalam Sepi

Zulhelmi
Zulhelmi. Foto: Dok. Pribadi Pedro.

Komparatif.ID, Bireuen– Zulhelmi A. Gani alias Pedro Auliya, wartawan media online Modus.co, telah kembali kehadirat Ilahi, Minggu (28/1/2024) pukul 12.30 WIB. Zulhelmi menutup mata di rumahnya di Gampong Geulanggang Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Bireuen.

Pedro menutup mata di tengah keheningan. Dia diketahui telah meninggal dunia, tatkala Yusmanidar Rusli yang merupakan istrinya membangunkannya untuk Salat Zuhur.

Baca: Herawati, Istri Wartawan Asal Aceh di Panggung Republik

Yus kaget tatkala Pedro tak memberikan reaksi. Tubuhnya tak memberikan respon. Yus yang panik, memberitahukan kepada keluarga. Setelah diperiksa sama-sama, dipastikan ayah Al Bushairi (14) dan Amira Riska (5) telah menghadap Ilahi.

Kabar kepergian Zulhelmi merambat cepat melalui media sosial Whatsapp dan Facebook. Mengejutkan banyak orang karena Zulhelmi sehari sebelumnya masih aktif meliput di Bireuen.

Tapi akhirnya semua sadar bahwa maut merupakan rahasia Ilahi. Wartawan yang pernah menjadi penyiar radio tersebut, dijemput pulang Izrail seusai merebahkan diri, dengan keluhan ada rasa sakit di bagian dada.

Banyak yang mengenal Zulhelmi A. Gani sebagai Pedro. Nama tersebut sangat populer, bahkan ada yang mengira itulah nama asli pria kelahiran 18 Juli 1973 itu.

Dari sejumlah testimoni,allahyarham merupakan tipikal jurnalis yang asyik. Pembawaannya jenaka, banyak bergurau dan egaliter.

Dia bergaul dengan semua kalangan. Baik sesama wartawan di PWI, maupun para wartawan yang berhimpun di organisasi lainnya. Tatkala dijemput maut, dirinya sedang menjabat sebagai Bendahara PWI Bireuen.

Sebagai jurnalis, Pedro pernah menjadi penyiar radio Getsu sekaligus kontributor Radio 68H Jakarta, koran Andalas Medan, media online The Globe Journal. com, dan sejumlah media online lainnya, sebelum akhirnya menjadi wartawan media online Modus.co.

Wartawan senior yang bermukim di Jakarta Murizal Hamzah memberikan testimoni tentang allahyarham. Mereka pernah satu tim di The Globe Journal. Dalam pandangan MH, Zulhelmi merupakan wartawan yang tekun, asyik, dan tidak sombong.

Zulhelmi meninggal dunia di rumah yang diwarisi dari kedua mendiang orangtuanya di Geulanggang Teungoh. Rumah tempat ia diasuh dan diasih dengan penuh cinta. Rumah yang juga tempat ia mendidik kedua belahan jiwanya dengan segenap kasih sayang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here