UMKM Aceh Butuh Finishing Touch

umkm aceh mustafa abubakar
Mustafa Abubakar. Foto: Dok. Bukopin.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Supaya industri yang digerakkan UMKM Aceh bisa bertumbuh lebih baik, dibutuhkan sentuhan akhir (finishing touch) dari pemerintah dan stakeholder lainnya. Sentuhan akhir tersebut dibutuhkan supaya pengelolaan UMKM Aceh betul-betul efektif, produktif, dan berkembang lebih maju.

Baca: UMKM Butih Ekonomi yang Hidup, Bukan Sekadar Bertahan

Mantan Menteri BUMN Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Mustafa Abubakar,M.Si, yang saat ini Ketua Umum Diaspora Global Aceh (DGA), dalam dialog online Task Force UMKM Aceh, Sabtu (197/5/2025), saat didapuk sebagai pemberi kata sambutan, mengajak semua stakeholder terkait membantu mengembangkan ekonomi rakyat Aceh.

Dalam sambutannya, mantan Dirut Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) tersebut mengatakan ada tiga hal yang harus menjadi perhatian bersama supaya perekonomian yang digerakkan oleh UMKM bisa menjadi maju.

Pertama, Aceh harus memiliki komoditas unggulan. Kedua, setelah komoditas unggulan tercapai kuantitasnya, perlu meningkatkan kualitas supaya memenuhi standar kebutuhan pasar. Ketiga, kontinuitas. Produknya harus berkesinambungan.

Menurut Mustafa Abubakar, ketiga hal tersebut masih menjadi tantangan besar di Aceh. Masih membutuhkan effort sangat besar supaya ketiga hal tersebut dapat dipenuhi.

Ia mengajak harus ada perubahan cara pandang dalam membangun perekonomian di Aceh. Produksi tidak boleh sesnsasional. Hanya ada pada waktu tertentu, tapi di waktu yang lain komoditas tersebut kosong.

“Produksinya cukup, tersedia sepanjang waktu, apalagi untuk kebutuhan ekspor. Ini masih menjadi halangan bagi kita di Aceh. Kemudian kualitas juga harus memenuhi syarat pasar. Kemudian soal kontinuitas. Ketiganya sama-sama penting. Hal ini yang barangkali perlu kita fasilitasi, kita ingatkan, kita edukasi, literasi kepada kelompok sasaran,” terang Mustafa Abubakar.

Setelah tiga hal itu terpenuhi, packaging (kemasan) juga harus lebih bagus.

Dalam sambutan singkatnya itu, Mustafa menekankan, diskusi tersebut harus mampu melahirkan ide-ide cemerlang yang kemudian dapat diaplikasikan dalam bentuk tindakan, supaya produk UMKM Aceh dapat menimbulkan resonansi dengan perkembangan pasar.

“Penting saya ingatkan di sini, silakan kembangkan wacana seluas mungkin, sedalam mungkin, Cuma harus konklusif,” imbaunya.

Dia juga berharap setelah diskusi berakhir, harus disiapkan action plant, apa yang mesti dilakukan secepatnya. Rencana ke depan tidak perlu banyak, tapi bisa secepatnya dilakukan satu persatu, sehingga bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

Pelibatan pihak universitas juga sangat perlu dilakukan. Di Aceh ada Universitas Syiah Kuala, UIN Ar-Raniry. Juga dengan dinas-dinas terkait.

Mustafa juga memberikan apresiasi kepada Sayutinur, Ketua DGA Chapter Skandinavia, yang ikut memberikan kontribusi penting dalam pemajuan UMKM di Aceh.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here