![Aba BUDI Lamno Ulama Besar Aba BUDI Lamno Meninggal Dunia](https://i0.wp.com/komparatif.id/wp-content/uploads/2025/02/Aba-BUDI-Lamno.jpg?resize=696%2C435&ssl=1)
Komparatif.ID, Calang— Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Aceh kembali berduka. Aba H. Asnawi, yang lebih dikenal dengan panggilan Aba BUDI Lamno, meninggal dunia pada Kamis, (12/2/2025) pukul 10.00 WIB.
Aba BUDI Lamno wafat di Dayah Bahrul ‘Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Janguet (BUDI MESJA), Desa Janguet, Kecamatan Indra Jaya, Lamno, Aceh Jaya, tempat di mana beliau mengabdikan hidupnya untuk pendidikan Islam.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Telah berpulang ke rahmatullah ABA ASNAWI Lamno (ABA BUDI), Pimpinan dayah BUDI Lamno. Tadi pukul 10.00,”
Aba BUDI Lamno merupakan sosok ulama yang dihormati, terutama di wilayah Barat-Selatan. Beliau lahir di Desa Janguet, Kecamatan Indra Jaya, Lamno, Aceh Jaya.
Perjalanan keilmuannya dimulai dari Dayah Bustanul-‘Aidarusiyyah (BUSAIDA) Lamno sebelum melanjutkan studi ke Lembaga Pendidikan Islam (LPI) MUDI Mesjid Raya Samalanga pada tahun 1965.
Baca juga: Ulama Karismatik Aceh Abu Kuta Krueng Meninggal Dunia
Di sana, Aba BUDI Lamno seangkatan dengan Waled Marzuki, yang kemudian menjadi Pimpinan LPI MUDI Mekar Al-Aziziyyah di Jakarta.
Pada akhir tahun 1968, Aba BUDI kembali ke Lamno dan menimba ilmu dari Abu H. Ibrahim Ishaq, yang lebih dikenal sebagai Abu BUDI Lamno. Setelah menikah, beliau sempat menekuni dunia perdagangan untuk menopang kehidupan ekonomi keluarganya, sambil tetap mengajar di dayah tempatnya belajar.
Namun, setelah wafatnya Abu H. Ibrahim, para alumni dan santri mempercayakan kepemimpinan Dayah BUDI Mesjid Janguet kepada beliau.
Sejak saat itu, Aba BUDI meninggalkan dunia usaha yang telah digelutinya selama 14 tahun dan mendedikasikan sepenuhnya hidupnya untuk pendidikan agama.
Di bawah kepemimpinannya, Dayah BUDI Mesjid Janguet terus berkembang dan menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang berpengaruh di kawasan Pantai Barat-Selatan Aceh.
Aba BUDI Lamno dikenal sebagai sosok ulama yang sederhana, bersahaja, dan memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan Islam serta pembinaan akhlak santri-santrinya. Wafatnya beliau meninggalkan duka mendalam bagi para santri, alumni, serta masyarakat Aceh.