Komparatif.ID, Bireuen—Mukhlis (36) seorang tukang pangkas di Bireuen, memaafkan Z alias Dun (24) warga Gampong Cot Tufah, Kecamatan Gandapura, Bireuen. Padahal Dun telah berhari-hari tidak mengembalikan motor miliknya.
Mukhlis benar-benar memiliki samudera maaf yang tak bertepi. Ia menjunjung tinggi haba maja Aceh, bloe siploh publoe sikureung, lam ruweung mita laba. Lalu, seperti apa peristiwa yang terjadi antara Mukhlis dengan Dun; seorang pekerja di sebuah warung bakso di bilangan Lapangan Voa Bireuen?
Tukang pangkas yang bekerja di sebuah kios barber di Jalan Kompleks Lapangan Voa, Gampong Bandar Baru, Kecamatan Kota Juang, Bireuen, telah mengenal Dun sejak 2019. Keduanya berteman.
Baca: Robohnya Mimbar Masjid Raya Baiturrahman
Pada Rabu (17/4/2024) sekitar pukul 16.00 WIB, menyambangi tukang pangkas itu di kiosnya. Dun bermaksud meminjam sepeda motor milik Mukhlis dengan dalih ingin mengganti pakaian. Baju yang ia kenakan telah basah.
Dun juga sudah sering meminjam motor milik Mukhlis.
Karena yang meminta adalah Dun, Mukhlis tidak keberatan. Dia menyerahkan kunci sepeda motor miliknya kepada pria muda asal Gampong Cot Tufah itu. Sejenak kemudian Dun pun berlalu dari hadapan tukang pangkas tersebut.
Katanya sebentar, tapi hingga pukul 22.00 WIB, Dun tidak kunjung menampakkan batang hidungnya ke kios Mukhlis. Pria itu mulai gundah. Tidak mungkin seseorang berganti pakaian memerlukan waktu sangat lama. Bahkan merias pengantin pun tidak selama itu.
Mukhlis mulai bimbang. Apa yang telah terjadi terhadap temannya itu? Mukhlis menelepon nomor milik Dun. Tapi pria itu mengabaikan panggilan pemilik sepeda motor. Berkali-kali ditelepon, tak sekalipun panggilan digubris oleh Dun.
Perilaku Dun kali ini tidak seperti biasanya.
Mukhlis kecewa, dasar kepala ubi dimakan tikus, dikasih hati malah minta jantung. Dengan perasaan tak menentu, tukang pangkas itu kemudian membuat laporan ke polisi.
Dua hari berselang, pada Jumat (19/4/2024) Dun ditangkap polisi. Pria itu langsung dititipkan ke dalam tahanan polisi, untuk pemeriksaan selanjutnya. Usut punya usut, ternyata tanpa sepengetahuan tukang pangkas pemilik motor, Dun pergi ke Aceh Utara.
Setelah proses pemeriksaan intensif, akhirnya kasus tersebut diselesaikan secara restorative justice di Kejaksaan Negeri Bireuen. Proses penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi, akhirnya berbuah hasil. Pada Rabu (14/5/2024) Kajari Bireuen Munawal Hadi dan tim, berhasil menyelesaikan perkara tersebut secara mediasi.
Mukhlis memeluk Dun, memaafkan kekhilafan temannya yang “berganti baju hingga berhari-hari”. Dia memaklumi kekhilafan sang teman. Demikian juga Dun, dia meminta maaf atas kekeliruan yang telah diperbuat. Dia mengatakan tidak berniat membawa lari motor milik si tukang pangkas. Ia hanya lupa memberitahu bahwa setelah berganti baju, selanjutnya pergi ke Aceh Utara.
Orang-orang yang mengetahui peristiwa tersebut hanya tertawa sembari menggeleng. Mereka memuji sikap ksatria Mukhlis, yang mau memberi maaf. Meski ia seorang tukang pangkas, tapi punya samudra cinta tak bertepi. Tapi Dun tentu seperti kata pepatah; sekali lancung ke ujian, seumur hidup tak dipercaya.